Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia mengatakan bahwa mereka telah menerima laporan mengenai hasil uji klinis vaksin COVID-19 buatan Sinovac yang dilakukan di Brasil.
Brasil mengumumkan bahwa efektivitas vaksin CoronaVac itu mencapai 78 persen berdasarkan hasil uji klinis yang mereka lakukan. Sementara itu, Turki juga melaporkan efikasi vaksin yang sama mencapai 91,25 persen.
Advertisement
"Perbedaan efikasi antar uji klinis vaksin yang berbeda-beda setiap negara tidak bisa dibandingkan," kata Kepala BPOM Penny K. Lukito dalam konferensi pers secara virtual pada Jumat (8/1/2021).
Penny mengatakan, perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor seperti perbedaan jumlah, pemilihan populasi, dan karakteristik subyek, serta kondisi dan lingkungan.
"Namun, yang terpenting, walaupun ada perbedaan nilai efikasi, regulasi persyaratan dari WHO adalah lebih besar dari 50 persen efikasi telah terpenuhi," kata Penny.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Bagaimana Indonesia?
Sementara untuk di Indonesia, Penny mengatakan bahwa BPOM tetap menggunakan hasil dari Brasil dan Turki sebagai pertimbangan pemberian Emergency Use Authorization (EUA) di Indonesia.
Dia menyebut bahwa mereka terus berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait uji klinis di negara lain, untuk saling berbagi data hasil uji klinis.
"Tentu kami akan menggunakannya juga, kami sudah berkomunikasi untuk menggunakan dalam nanti Emergency Use Authorization secara bersama, tetapi setelah hasil dari uji klinik yang dilakukan di Indonesia, di Bandung, itu juga selesai."
Untuk uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac di Bandung, Penny mengatakan bahwa mereka masih menunggu data pengamatan interim selama tiga bulan yang akan diberikan hari ini.
"Jadi hari ini kami terima, secepatnya akan kami bahas bersama dan dalam waktu tidak lama lagi, mudah-mudahan akan segera final dan bisa akan segera diumumkan Emergency Use Authorization tersebut."
Advertisement