Pebulu Tangkis Indonesia Sebut Tes Usap PCR di Bangkok Menakutkan dan Menegangkan

Berdasarkan rilis panitia, paling tidak selama tinggal di 'gelembung' di Bangkok, atlet bulu tangkis, pelatih, dan tim pendukung akan menjalani delapan kali tes.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 08 Jan 2021, 20:30 WIB
Pebulu tangkis Indonesia menjalani swab test PCR di Bangkok, Thailand, Kamis (7/1/2021). Tes itu bagian dari keikutsertaan mengikuti tiga turnamen Leg Asia di Bangkok, Thailand. (foto: PBSI)

Liputan6.com, Bangkok - Untuk kali kedua kali, pebulu tangkis Indonesia yang mengikuti tiga turnamen Leg Asia di Bangkok, Thailand, kembali melakukan swab test PCR. Tes terakhir dijalani Kamis (7/1/2021), setelah berlatih pada sesi pagi.

Hanya, menurut para atlet bulu tangkis Indonesia, tes kedua terasa lebih menakutkan dan menegangkan. Saat melakukan proses tes, tenaga kesehatan setempat dinilai 'kurang berperasaan' terhadap pemain.

Tes sebelumnya dilakukan saat para pemain dan tim pendukung saat masuk Hotel Novotel Bangkok Impact, Senin, 4 Januari. Seperti pada tes pertama, hasilnya negatif.

"Menyangkut hal tes, kalau tidak ada keterangan dari panitia, itu berarti hasilnya negatif dan tidak perlu dikhawatirkan," kata Kabid Luar Negeri PP PBSI Bambang Roedyanto dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Jumat (8/1/2021).

Berdasarkan rilis panitia, paling tidak selama tinggal di 'gelembung' di Bangkok, pemain, pelatih, dan tim pendukung akan menjalani delapan kali tes. Tes selanjutnya bakal dijalani pada 11 Januari. Lalu, menyusul tanggal 15, 18, 22, 26, dan 30 Januari.

"Proses tes swab kali ini nyoloknya seperti tidak memakai perasaan," ucap Mohammad Ahsan. "Hidung saya sudah ngilu-ngilu rasanya," tambah pemain ganda putra ini yang sudah 10 kali melakukan tes usap, termasuk tes usap mandiri yang dilakukannya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Terasa Berbeda

Para pebulutangkis Indonesia yang menjalani tes swab PCR kedua di Bangkok menjelang perhelatan Thailand Terbuka 2021. (PBSI)

Pengalaman tersiksa juga dialami Fajar Alfian. Menurutnya, tes usap terakhir tersebut terasa berbeda dan menakutkan.

"Memang rasanya sih sama saja karena sudah terbiasa swab. Tetapi, swab yang kedua di sini dalam banget. Saya sampai pusing kepala. Beda dengan swab di Indonesia," papar Fajar.

Sementara Hendra Setiawan mengatakan, meski semakin terbiasa mengikuti tes usap, dirinya tetap mengaku tegang, terutama menunggu hasilnya. Karena ters tersebut sudah merupakan regulasi yang harus dijalani, dirinya pun tidak mempersoalkan berbagai tes usap.

"Ya sekarang, harus dibawa enjoy saja sih. Itu memang sudah konsekuensi saya ikut ke sini. Jadi sudah harus siap. Dicolok hidung itu, rasanya enak, kok. Hahaha," canda Hendra yang sudah enam kali mengikuti tes usap, termasuk di Tanah Air.

 


Tidak Punya Hati

Hendra Setiawan berpasangan dengan Pramudya Kusumawardana Riyanto pada Mola TV PBSI Home Tournament yang mulai digelar Rabu (24/6/2020). (PBSI)

Senada dengan Ahsan dan Fajar, Pramudya Kusumawardana juga menyatakan tes usap kali ini sangat berbeda. "Saya sudah terbiasa mengikuti tes usap. Cuma tes di Thailand ini berbeda. Di sini, lebih sakit rasanya," ujar pemain ganda putra.

"Sepertinya, orang petugas kesehatan di Bangkok tidak punya hati. Kalau nusuknya sakit sekali," timpal Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, partner Pramudya.

 


Kurang Nyaman

Herry Iman Pierngadi (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi mengaku kurang nyaman dengan berbagai tes usap yang harus dijalani. Tetapi, memang seperti ini regulasi yang ditetapkan panitia, mau tidak mau ya harus mengikutinya.

"Tes usap ini kan wajib. Walaupun sebetulnya tidak nyaman, tetap harus dijalani. Toh semua itu juga untuk kepentingan diri kita sendiri," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya