Liputan6.com, New York - Investor Michael Burry prediksi saham Tesla akan merosot sama seperti pasar properti Amerika Serikat dalam buku The Big Short karya Michael Lewis.
"Jadi, Big Short terakhir saya menjadi lebih besar dan besar, lebih besar juga,” unggah Burry di Twitter pada Kamis, 7 Januari 2021, seperti dilansir dari Business Insider, Sabtu (9/1/2021).
Harga saham Tesla menguat delapan persen pada Kamis, 7 Januari 2021. Kenaikan saham Tesla menambahkan kapitalisasi pasar sekitar USD 60 miliar.
"Setara dengan 1GM, 2 Hersheys, 3 Etsys, 4 Dominos, 10 Vornados. Nikmati selama itu berlangsung,” ujar Pendiri Scion Asset Management.
Baca Juga
Advertisement
Burry mengungkapkan, dirinya melakukan short selling saham Tesla pada Desember, dan meminta CEO Tesla Elon Musk untuk memanfaatkan ‘harga konyol’ perusahaan kendaraan listriknya dengan menerbitkan saham. “Jual#TeslaSouffle itu,” ujar dia.
Saham Tesla meroket sekitar 740 persen pada 2020, dan telah naik 16 persen pada 2021.
Hal tersebut membuat kapitalisasi pasar Tesla lebih besar dari Facebook dan menjadikan Elon Musk orang terkaya di dunia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sempat Ditentang Ketika Meramalkan Gelembung Perumahan
Burry sempat ditentang ketika meramalkan gelembung perumahan akan meledak dan mulai menghentikan credit-default swap pada obligasi suprime-mortgage pada Mei 2005. Ia melewati tekanan besar dari investor untuk mengembalikan uang mereka.
Gelombang default hipotek akhirnya menekan pasar perumahan pada 2007. Burry secara pribadi meraup USD 100 juta, dan menghasilkan USD 750 juta bagi investornya.
Advertisement