Ketika Kita Cerita Tentang Hari Ini di Telaga Dewi

Suhu yang dingin bisa dihangatkan dengan secangkir kopi pagi sambil berbagi cerita dengan para sahabat..

oleh Novia Harlina diperbarui 10 Jan 2021, 06:00 WIB
Pesona Telaga Dewi Gunung Singgalang. (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Liputan6.com, Padang - Dingin membekap pagi di Telaga Dewi Gunung Singgalang, menembus jaket bahkan kantong tidur yang dipakai untuk menghangatkan badan.

Suhu dingin di atas gunung, tentunya bisa ditepis dengan menyeruput secangkir kopi sambil tertawa bersama rekan seperjalanan.

Awak Liputan6.com bergegas ke luar tenda, memasak air dan menyeduh beberapa cangkir kopi sebagai teman menikmati eksotisme kabut di ketinggian 2.877 meter di atas permukaan laut (Mdpl) ini.

Bersantai di tepian telaga, sambil menghangatkan jemari dengan memegang cangkir berisi kopi panas dan bercengkrama dengan teman-teman, tentu cukup membahagiakan.

Apalagi suasananya yang sunyi, tenang dan eksotis. Sejenak mampu melupakan lelahnya aktivitas harian serta hiruk pikuk perkotaan.

Semakin siang, kabut mulai hilang digantikan cahaya matahari. Pemandangan Telaga Dewi terlihat sempurna, mirip dengan Ranu Kumbolo, Gunung Semeru.

Salah seorang rekan seperjalanan, Andra mengatakan Gunung Singgalang salah satu gunung yang menjanjikan eksotisme dan keindahan sebuah telaga di puncaknya.

"Kalau Gunung Marapi, pemandangannya lepas, beda-beda pesonanya," ujar Andra.

Kemudian, lanjutnya di Gunung Singgalang juga ada hutan lumut yang mirip dengan negeri dongeng. Bagi yang suka aktivitas pendakian, Gunung singgalang adalah pilihan tepat untuk menenangkan pikiran.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Akses Gunung Singgalang

Tagline Gunung Singgalang di dekat Telaga Dewi. (Foto: Liputan6.com/ Novia Harlina)

Aktivitas pendakian Gunung Singgalang sempat ditutup beberapa kali sejak 2020 karena pandemi Corona, termasuk saat pergantian tahun 2021. Namun kini para petualang sudah bisa menjamah keindahannya kembali.

Jalur pendakian utama Gunung Singgalang adalah via Pandai Sikek. Para pendaki biasanya berhenti di Pasar Koto baru atau 10 kilometer dari Kota Padang Panjang.

Dari sini pendaki bisa berjalan atau naik kendaraan umum sejauh dua kilometer hingga ke posko pendakian, yang terletak di desa Tanjuang, Kenagarian pandai Sikek.

Dari posko pendakian, pendaki masih bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun empat hingga ke pos pemberhentian berikutnya. Penduduk setempat menyebutnya lokasi pemancar stasiun RCTI/TVRI, yang berjarak kurang lebih empat kilometer dari posko pendakian.

Jalurnya yang terus menanjak dan lembab menjadi tantangan tersendiri. Butuh waktu hingga tujuh jam mendaki Gunung Singgalang sesuai kondisi di lapangan.

Sesampainya di Telaga Dewi, seluruh lelah akan terbayar tuntas. Tiap sudut telaga nampak sangat memukau. Secara keseluruhan indah dan hening.

Air telaga nampak berwarna sedikit kecoklatan. Namun ketika cuaca cerah permukaan telaga nampak berwarna biru, karena pantulan warna langit.

Bagi yang membutuhkan tempat yang tenang dan sunyi dan hobi bertualang, Telaga Dewi bisa menjadi jawabannya. Telaga ini cocok sebagai tempat berlibur alternatif yang memberikan kenyamanan hati dan ketenangan pikiran.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya