Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 telah berdampak negatif pada sektor konstruksi. Hal ini karena sejumlah proyek harus tertunda dan penunjukkan tender baru juga dihentikan.
Pada APBN 2020, anggaran pemerintah untuk infrastruktur telah dipangkas dari Rp 423,3 triliun menjadi Rp 281,1 triliun, dan dialokasikan untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Sejalan dengan itu, pencapaian kontrak baru empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI), merosot 33,5 persen year on year (YoY).
Apalagi, penerapan pembatasan kegiatan sosial berskala besar (PSBB) telah mengakibatkan proyek infrastruktur melambat dan dihentikan sementara.
Baca Juga
Advertisement
Akibatnya, pendapatan kontraktor BUMN agregat turun 45 persen YoY pada 2020. Selain itu, karena leverage keuangan yang tinggi dan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 tentang kerugian penurunan nilai piutang, NPATMI campuran BUMN (tidak termasuk WSKT) telah turun sebesar 95,7 persen.
Sementara itu, tim riset Sinarmas Sekuritas mempertahankan posisi overweight atau kenaikan harga saham melebihi kenaikan kelompok saham acuannya di sektor ini. Alasannya, karena dukungan berupa pemulihan pendapatan pasca pandemi dan reformasi struktural melalui Indonesia Investment Authority (INA).
"Kami melihat banyak hambatan untuk sektor konstruksi. Pertama, peningkatan besar-besaran dalam anggaran infrastruktur. Kedua, pencairan kontrak baru yang lebih cepat, dan ketiga reformasi struktural melalui pembentukan INA. Namun, kebangkitan COVID-19 dan waktu kedatangan vaksin tetap menjadi risiko kritis,” tulis tim riset Sinarmas Sekuritas, seperti dikutip dalam laporan Market Outlook 2021, Sabtu (9/1/2021).
Oleh karena itu, tim riset Sinarmas Sekuritas lebih memilih kontraktor dengan visibilitas pendapatan yang kuat. Serta neraca yang sehat, sehingga dapat mengambil alih tender proyek baru dan meningkatkan proyek yang tertunda.
Adapun saham yang direkomendasikan oleh tim riset Sinarmas Sekuritas, antara lain; PT PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE), PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI).
"Kami memilih PTPP, WIKA, dan WEGE sebagai pilihan utama kami didorong oleh kemampuan mereka untuk meningkatkan proyek dan neraca yang kuat untuk meraih lebih banyak tender proyek. Di sisi lain, kami meningkatkan penilaian kami pada WSKT dari peringkat netral menjadi beli (buy) karena perusahaan adalah penerima manfaat utama dari inisiatif INA untuk mendivestasi aset jalan tol mereka," dikutip dari riset tersebut.
Sementara itu, rekomendasi netral diberikan kepada ADHI, karena perseroan ini berkaitan dengan proyek besar seperti LRT Jabodebek dan jalan tol Sigli-Banda Aceh.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Rekomendasi Saham di Sektor Konstruksi
Berikut rekomendasi Sinarmas Sekuritas untuk sektor konstruksi pada 2021:
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), beli dengan target harga Rp 1.480
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), beli dengan target harga Rp 2.340
PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), beli dengan target harga Rp 2.280
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) netral pada target harga Rp 1.390
PT Wijaya Karya Gedung (WEGE), beli dengan target harga Rp 350
PT Jasa Marga Tbk (JSMR), beli dengan target harga Rp 5.400
Advertisement