Liputan6.com, Jakarta - Untuk investasi juga perlu persiapan termasuk di reksa dana saham. Salah satunya dana yang perlu diperhatikan.
Apalagi pandemi COVID-19 yang terjadi ada potensi risiko pada sumber penghasilan utama seperti pengurangan gaji dan pemutusan hubungan kerja (PHK). Risiko penghasilan tersebut juga mendorong karyawan untuk siapkan dana darurat, yang idealnya antara 6-12 pengeluaran.
Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto menuturkan, risiko koreksi pasar saham juga perlu diperhatikan saat investasi reksa dana saham.
Baca Juga
Advertisement
"Tidak mudah memang, tapi mau tidak mau harus dipersiapkan. Bisa dilakukan melalui penghematan, bisa juga dengan menambah sumber penghasilan lain,” ujar dia, seperti dikutip, Minggu, (10/1/2021)
Sedangkan fluktuasi harga reksa dana, Rudiyanto mengatakan hal ini lumrah. Meskipun gambaran untuk reksa dana saham relatif baik, tapi ada baiknya investasi dilakukan dengan aset alokasi, atau membagi-bagi ke dalam beberapa jenis.
"Untuk Anda yang agresif, bisa mempertimbangkan untuk 10 persen reksa dana pasar uang, 20 persen reksa dana pendapatan tetap, 30 persen reksa dana campuran dan 40 persen reksa dana saham,” ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Alokasi Dana
Sementara untuk yang konservatif, seseorang bisa investasi 10 persen reksa dana pasar uang, 20 persen reksa dana saham, 30 persen reksa dana campuran dan 40 persen reksa dana pendapatan tetap. Adapun angkanya bisa disesuaikan sendiri sesuai profil risiko, tujuan investasi dan kondisi keuangan.
Advertisement