Liputan6.com, Jakarta - Tim riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, lonjakan harga nikel dan saham emiten logam baru-baru ini sebagian dipengaruhi oleh antusiasme terhadap rencana pemerintah Indonesia untuk mendirikan holding battery dengan total investasi yang diharapkan mencapai USD 12 miliar.
Apalagi, dua produsen baterai terkemuka, LG chem dan CATL telah menunjukkan minat untuk bergabung dengan proyek-proyek ini yang berpotensi menghasilkan investasi sebesar USD 20 miliar di Indonesia.
“Tesla, pelopor manufaktur mobil EV, juga dalam diskusi awal dengan pemerintah mengenai potensi investasi untuk proyek-proyek ini. Dengan Indonesia saat ini memiliki sekitar 24 persen dari cadangan nikel global, proyek-proyek ini akan menempatkan Indonesia di garis depan revolusi EV,” tulis tim riset Sinarmas Sekuritas, seperti dikutip dalam laporan Market Outlook 2021, Minggu, (9/1/2021).
Baca Juga
Advertisement
Meski permintaan electric vehicle (EV) akan meningkat ke depan, PT Sinarmas Sekuritas mempertahankan penilaian netral pada sektor logam. Hal ini merujuk pada risiko kelebihan pasokan dalam jangka pendek akibat peningkatan output Nickel Pig Iron (NPI) dari Indonesia.
"Meskipun permintaan EV akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang, dampak terhadap permintaan nikel akan terjadi secara bertahap. Sehingga kami yakin bahwa keseimbangan pasar kemungkinan akan tetap kelebihan pasokan setidaknya dalam 1-2 tahun ke depan,"
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pilihan Saham
Saat ini, PT Sinarmas Sekuritas prediksi harga nikel di posisi USD 16.000 / 15.500 masing-masing pada 2021 dan 2022.
“ANTM adalah pilihan kami di antara sektor ini karena posisi strategis mereka untuk baterai holding yang akan datang dan hasil yang lebih baik dari perkiraan di FY20E,” tulis tim riset Sinarmas Sekuritas.
PT Sinarmas Sekuritas merekomendasikan saham ANTM adalah beli pada level 1.800. Sementara untuk INCO, Sinarmas Sekuritas memilih netral pada level 4.700.
Saham PT Aneka Tambang stagnan di posisi Rp 2.600 per saham pada Jumat, 8 Januari 2021. Saham ANTM ditransaksikan 162.752 kali dengan nilai transaksi Rp 2,8 triliun.
Sedangkan saham PT Vale Indonesia Tbk melemah 1,14 persen ke posisi Rp 6.500 per saham. Saham INCO sempat di level tertinggi 7.000 dan terendah 6.475. Nilai transaksi Rp 599,8 miliar dan total frekuensi perdagangan 32.129 kali.
Advertisement