Liputan6.com, Jakarta - Ada sederet protokol keamanan yang wajib dilakukan ketika bepergian dengan pesawat. Satu di antaranya adalah penggunaan sabuk pengaman guna mengantisipasi critical eleven atau titik kritis dalam dunia penerbangan.
Critical 11 minutes atau critical eleven mengacu pada tiga menit setelah pesawat lepas landas dan delapan menit sebelum mendarat. Pada momen ini, awak kabin dilarang berkomunikasi dengan pilot di kokpit, terkecuali terjadi hal-hal penting bagi keselamatan.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari FlightSafety.org, Minggu (10/1/2021), awak kabin diharuskan tidak beraktivitas apapun yang tidak terkait dengan kendali pesawat pada momen ini. Praktik tersebut bermula dari fakta 80 persen kecelakaan yang melibatkan pesawat komersial terjadi dalam dua periode ini, saat pesawat terbang paling rentan terhadap bahaya.
Disebutkan pula, tak ada pengumuman khusus yang dibuat untuk memberi tahu awak mengenai periode ini. Namun periode lepas landas selama tiga menit biasanya dianggap diperpanjang hingga tanda dilarang merokok dipadamkan.
Juga, titik di mana pesawat turun melalui 10 ribu kaki diterima sebagai awal dari periode delapan menit yang berlanjut hingga pesawat mendarat. Saat critical eleven, pilot berkomunikasi dengan Air Traffic Controller (ATC) guna pengendalian pesawat sesuai standar operasi yang berlaku.
Pada tiga menit pertama critical eleven, digunakan mencari posisi stabil dan mengendalikan kecepatan ketika pesawat mulai mengudara. Sedangkan delapan menit terakhir untuk menurunkan kecepatan dan menyesuaikan dengan landasan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Deretan Aturan
Penumpang di dalam pesawat perlu mengikuti arahan awak kabin ketika critical eleven. Mulai dari memakai sabuk pengaman, mematikan telepon genggam, membuka penutup jendela, menegakkan sandaran kursi, hingga melipat meja.
Jika terjadi kondisi darurat atau emergency landing, maka para penumpang memiliki waktu 90 detik untuk proses evakuasi. Menegakkan sandaran kursi dan melipat meja harus dilakukan saat lepas landas dan mendarat.
Kala kondisi darurat, kursi yang menjorok ke belakang dapat menyulitkan penumpang lain yang duduk di belakang untuk keluar menyelamatkan diri. Di sisi lain, meja yang terbuka juga dapat memperlambat upaya penyelamatan diri dan dapat membuat penumpang cedera karena terbentur saat terjadi guncangan keras.
Advertisement