Liputan6.com, Jakarta - Harga batu bara pada 2020 ditutup dengan cukup baik, yakni USD 81,75 per ton dilansir Newcastle. Pencapaian tersebut diyakini akan bertahan sepanjang 2021.
Hal itu diungkapkan tim riset Sinarmas Sekuritas dalam pernyataan resminya. Dalam penjelasannya, Sinarmas Sekuritas memperkirakan dorongan harga batu bara akan didapatkan karena peningkatan keseimbangan permintaan atau penawaran.
"Kuota impor tahunan China akan diperbarui pada awal 2021. Kami lihat harga batu bara seaborne akan naik karena impor seharusnya melonjak. Ini seharusnya membawa selisih dengan harga batu bara domestik China yang menyempit beberapa bulan mendatang, sehingga harga batubara di luar China naik," tulis tim riset Sinarmas Sekuritas, seperti dikutip dalam laporan Market Outlook 2021.
Baca Juga
Advertisement
Sikap China yang keras terkait larangan impor Australia juga dinyakini mampu memberikan sentimen positif bagi Indonesia. Permintaan diprediksi melonjak pada 2021.
"Perlu dicatat, Indonesia menyumbang 45 persen impor batu bara China. Kami memperkirakan harga batubara rata-rata pada USD 70 atau 75 untuk FY21 / 22 dari USD 60 di FY20," tulisnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Rekomendasi Saham
Berikut rekomendasi saham saham batu bara:
-PT Adaro Energy Tbk (ADRO) beli dengan target harga Rp1.850
-PT Bukit Asam Tbk (PTBA) beli dengan target harga Rp3.200
-PT Indika Energy Tbk (INDY) beli dengan target harga Rp2.400
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) beli dengan target harga Rp16.750
PT United Tractors (UNTR) beli dengan target harga Rp31.400
Advertisement