Saham Tesla Terus Melaju, Apakah Terlambat untuk Beli Saat Ini?

Kenaikan saham Tesla pada pekan lalu membuat CEO Tesla Elon Musk menjadi orang terkaya di dunia.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 11 Jan 2021, 14:00 WIB
Logo Tesla

Liputan6.com, New York - Saham Tesla mencatat kenaikan di antara saham utama lainnya dengan naik 743 persen pada 2020. Pada minggu pertama 2021, saham Tesla menjadi salah satu saham perusahaan terbaik di indeks saham S&P 500 dengan naik 24,7 persen.

Kenaikan saham Tesla pada pekan lalu membuat CEO Tesla Elon Musk menjadi orang terkaya di dunia. Kapitalisasi pasar saham Tesla pun melampaui Facebook, dan menjadi perusahaan paling berharga dengan urutan kelima.

Jika mempertahankan laju kenaikan minggu pertama, saham Tesla akan menyamai semua kenaikan tahun lalu pada pertengahan Maret.

Faktanya, beberapa analis paling optimistis dengan saham Tesla hanya memperkirakan mencapai USD 1.000 pada akhir 2021. Saham Tesla alami kenaikan 14 persen selama sisa 2021 dari rekor penutupan tertinggi pada Jumat pekan lalu.

Selain itu, beberapa analis memilki target rata-rata harga saham Tesla USD 440 yang berarti penurunan saham sebesar 50 persen. Demikian mengutip dari CNN, Senin (11/1/2021).

Dari 35 analis yang cover saham Tesla, 13 rekomendasi beli , 11 lainnya memiliki rekomendasi netral atau tahan. Sisanya tujuh orang merekomendasi jual, dan hanya empat yang menjual kuat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Prediksi Analis

Kendaraan Tesla Model 3 yang diproduksi di China (made in China) di gigafactory Tesla yang terletak di Shanghai, China pada 26 Oktober 2020. Tesla, pabrikan mobil AS, mengumumkan akan mengekspor 7.000 kendaraan Model 3 yang diproduksi di China ke Eropa pada Selasa (27/10). (Xinhua/Ding Ting)

Analis Morgan Stanley, Adam Jonas meningkatkan rekomendasi menjadi overweight pada akhir November, tetapi berusaha keras untuk terus menaikkan target harga sebelum harga pasar.

Pada 18 November 2020, ketika Jonas meningkatkan sahamnya, ia menetapkan target harga USD 540 yang merupakan kenaikan 22 persen dari posisi saham pada saat itu. Pada Rabu pekan lalu, ia mendorongnya hingga USD 810 untuk melihat saham Tesla dengan cepat melewati angka itu.

Apa yang menjadi sesuatu yang sulit untuk prediksi saham Tesla karena investor tidak memperhitungkannya dengan yang dilakukan perusahaan saat ini. Jika iya, perusahaan dengan hanya 500 ribu penjualan mobil tahun lalu tidak akan bernilai lebih dari nilai kapitalisasi pasar 10 produsen mobil di dunia.

Sebaliknya mereka bertaruh pada kemampuan Tesla untuk terus berkembang pesat, dan menangkap sebagian besar peluang global untuk kendaraan listrik. Ada prediksi 10-20 tahun, Tesla dapat menjadi produsen mobil nomor satu di dunia, bukan hanya mobil listrik tetapi semua jenis mobil.


Selanjutnya

Analis Wedbush Securities, Dan Ivest memiliki target harga USD 715 untuk saham Tesla. Rekomendasi beli saham Tesla didukung keyakinannya kalau Tesla akan terus bertahan.

"Saya pikir mereka bisa mencapai satu juga kendaraan (dikirim setiap tahun) pada 2022. Kemudian melihat 3-4 juta saat kita memasuki 2025-2026, dengan 40 persen dari pertumbuhan itu datang dari China,” ujar dia.

Ia menambahkan, jika memperhatikan 10-15 tahun ke depan, penjualan kendaraan dapat mencapai 10-12 juta kendaraan dalam setahun. Kalau melihat, Volkswagen, produsen mobil dunia menjual 11 juta unit pada 2019.

Akan tetapi, itu semua hanya prediksi. Akan tetapi, salah satu yang tidak terbantahkan saham Tesla telah membuktikan analis salah dalam 15 bulan ini.

Pada 23 Oktober 2019, sebelum Tesla melaporkan penjualan dan laba yang kuat mulai hapus keraguan Wall Street tentang saham tersebut. Saham ditutup ke posisi USD 50,94. Saham Telsa kemudian melonjak 18 persen. Sejak saat itu, saham Tesla sudah naik 1.628 persen.

Kenaikan saham tersebut tidak pernah diperkirakan oleh analis. Rata-rata target harga saham Telsa pada Oktober 2019 hanya sekitar USD 50. Pada tahun lalu, target harga saham Tesla mencapai USD 62.

Ives mengatakan, Tesla kini berada di titik yang sama dengan sejumlah saham teknologi paling sukses di dunia.

"Jika percaya pada kendaraan listrik, kami masih di masa-masa awal pasar bermain. Saya hanya membandingkannya dengan apa yang saya lihat dari Apple yang meluncurkan iPhone, Netflix dengan layanan streaming dan Amazon dengan prime,” ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya