Dokter Jiwa: Hanya Pakai Face Shield Adalah Bentuk Kebodohan yang Terus Dipertontonkan

Hanya face shield tanpa pakai masker tidak akan mempan mencegah penularan Virus Corona penyebab COVID-19

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 11 Jan 2021, 14:15 WIB
Calon penumpang menggunakan face shield di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (10/6/2020). PT Angkasa Pura II selaku pengelola mulai menjalankan skenario protokol penerapan tatanan normal baru. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr Andri SpKJ atau yang dikenal dengan sapaan @mbahndi, menyampaikan pendapatnya mengenai tokoh masyarakat (public figure) yang hanya mengenakan face shield tanpa pakai masker saat tampil di televisi.

Menurut dokter yang sehari-hari berpraktik di Omni Hospital Alam Sutera, penggunaan face shield tapi tidak pakai masker di tengah situasi pandemi COVID-19 merupakan bentuk kebodohan yang terus dipertontonkan.

"Masker adalah utama untuk mencegah penyebaran Virus Corona dan melindungi kita dan orang lain dari COVID-19," kata Andri saat berbincang dengan Health Liputan6.com pada Senin, 11 Januari 2021. "Coba saja bayangkan pakai face shield saja tanpa masker," Andri melanjutkan.

Pernyataan Andri mengenai sederet artis yang tak malu pamer face shield saat tampil di layar televisi juga diunggahnya ke Twitter pribadinya, @mbahndi, pada Sabtu, 9 Januari 2021.

 

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Omni Hospital Alam Sutera, dr Andri SpKJ, mengenai artis yang mengenakan face shield tanpa masker saat tampil di televisi di tengah situasi pandemi COVID-19 (Tangkapan Layar: https://twitter.com/mbahndi)

Beragam respons diterimanya, salah satunya dari akun @okandrsyh yang menulis,"penggunaan masker saat sedang makan di restoran adalah bentuk kemustahilan yang terus disarankan.".

Ada pula warganet yang merespons kicauan Andri dengan menggunggah tangkapan layar dari sebuah acara televisi yang memerlihatkan seorang dokter hanya pakai face shield tanpa masker.

 

Simak Video Berikut Ini


Face Shield Tidak Ampuh Cegah Penularan COVID-19

Salah satu pedagang menggunakan face shield dan sarung tangan saat melayani pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Senin (1/6/2020). Saat era new normal, para pedagang di pasar rakyat diwajibkan menggunakan masker, face shield, dan sarung tangan selama beraktivitas. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Tak cuma Andri, melalui akun Twitter pribadinya, Ketua Satuan Tugas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof Zubairi Djoerban, angkat suara mengenai fenomena artis pakai face shield tanpa masker.

“Karena face shield saja tak ada gunanya. Sungguh, sama sekali tak berguna mau dimodifikasi seperti apapun jika tanpa masker,” tulis Zubairi dikutip dari twitter @profesorzubairi, pada Senin (11/1/2021).

Zubairi juga mengimbau para pelaku hiburan untuk lebih menunjukkan kepedulian terhadap penanganan COVID-19 yang jumlah pasiennya terus meningkat.

 


Dampak Penggunaan Face Shield Tanpa Masker di Tengah Pandemi COVID-19

Petugas memakai face shield memasukan surat pemungutan suara dalam pemilihan serentak 2020 saat simulasi di Halam Kantor KPU, Jakarta, Rabu (22/7/2020). Simulasi pemungutan suara di TPS dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

Jauh sebelum masyarakat dihebohkan dengan gaya selebritis yang terlihat nyaman hanya mengenakan face shield tanpa masker, Achmad Yurianto, yang kala itu menjabat Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pernah menjelaskan dampak dari penggunaan face shield.

Hanya pakai face shield tanpa masker, kata Yuri, tidak akan memberikan perlindungan dari droplet Virus Corona.

Ini semata-mata karena Virus Corona bisa bertahan di udara dalam bentuk microdroplet yang mudah terhirup manusia yang tidak menggunakan masker.

"Lebih baik kalau memang bisa ditambah dengan face shield, tetapi kalau menggunakan face shield saja tanpa masker tidak akan memberikan perlindungan maksimal," kata Yuri.

 


Efektivitas Face Shield

Hooded Face Shield (@ashes2lashes/Twitter).

Superkomputer tercepat di dunia dari Jepang, Fugaku, menguji efektivitas face shield dengan sebuah simulasi. Hasilnya, hampir 100 persen droplet berukuran kurang dari lima mikrometer lolos melalui penutup wajah tersebut. Satu mikrometer setara dengan sepersejuta meter.

Face shield yang biasanya digunakan oleh pegawai di industri restoran juga tidak efektif untuk menahan droplet berukuran lebih besar, 50 mikrometer. Ternyata, sekitar setengahnya juga bisa lolos dari face shield.

Penelitian ini dilakukan oleh Riken, pusat peneliti yang didukung pemerintah di Kobe, Jepang. Adapun metode yang digunakan saat simulasi yaitu menggabungkan aliran udara dengan ribuan partikel berbagai ukuran.

Pemimpin penelitian di Riken, Makoto Tsubokura, mengatakan, masker tetap harus digunakan, bukan malah face shield yang lebih diutamakan.

"Berdasarkan hasil simulasi, sayangnya efektivitas face shield dalam mencegah penyebaran droplet dari mulut orang yang terinfeksi masih terbatas dibandingkan dengan masker," kata Makoto seperti dikutip dari situs Guardian.

Tsubokura mengatakan bahwa orang-orang yang tidak disarankan untuk memakai masker seperti anak di bawah umur 2 tahun, orang yang mengalami kesulitan bernapas, tidak sadarkan diri, tidak mampu melepaskan masker tanpa bantuan, dapat menggunakan face shield. 

Akan tetapi hanya jika mereka berada di luar ruangan atau di dalam ruangan dengan ventilasi yang baik.

Setelah melakukan simulasi lain dengan Fugaku, sebelumnya juga ditemukan bahwa masker wajah yang terbuat dari kain yang tidak ditenun lebih efektif dalam mencegah penyebaran Virus Corona penyebab COVID-19 daripada yang terbuat dari katun dan poliester.

Para peneliti di Duke University membuat temuan serupa beberapa bulan sebelumnya, dan menyimpulkan bahwa masker N95 paling efektif tetapi masker bedah tiga lapis dan masker kapas juga merupakan pelindung yang baik.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya