Liputan6.com, Makassar - 400 pasukan dari Yon Armed 6/Tamarunang 3/Kostrad akan diberangkatkan ke perbatasan Nusa Tenggara Timur-Timor Leste. Selain menjaga tapal batas, ratusan prajurit TNI itu juga akan diberi sejumlah tugas tambahan, mulai dari jadi guru hingga memberikan pelatihan peternakan untuk masyarakat tapal batas.
Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL (Republik Indonesia-Republik Demokratik Timor Leste), Mayor Arm Andang Radianto S.A.P menjelaskan bahwa 400 pasukan itu nantinya akan ditugaskan untuk menjaga 21 pos yang berada di sektor barat perbatasan RI dan Timor Leste.
Baca Juga
Advertisement
"Satgas Pamtas RI-RDTL ini kami ditugaskan untuk menjaga perbatasan darat antara NTT dan Timor Leste, khususnya di sektor barat. Di NTT ada dua sektor, timur dan barat, kami dapat di sektor barat. Pasukan yang kami bawa kurang lebih 400 orang, terbagi menjadi 21 pos," kata Andang kepada awak media, Senin (11/1/2021).
Andang menyebutkan bahwa 400 pasukan dari Yon Armed 6 Tamarunang 3 Kostrad ini akan bertugas menjaga perbatasan selama 9 bulan lamanya.
"Sesuai dengan perintah Mabes TNI kami disana selama 9 bulan. Namun bisa kurang bisa lebih. Tergantung situasi dan kondisi. Contohnya yang kami ganti itu lebih dari 9 bulan karena Covid-19 dan sebagainya," ucapnya.
Simaklah video pilihan berikut ini:
Jadi Guru Hingga Penyuluh Peternakan
Andang menjelaskan bahwa selain menjaga patok perbatasan agar tidak bergeser dan hilang, ratusan pasukan itu juga akan membantu untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di perbatasan.
"Kita tau sendiri kan kondisi perbatasan itu banyak kekurangan, kami hadir kesana membawa dua dokter, 20 tenaga kesehatan untuk memberi pelayanan kesehatan di perbatasan, kami juga sudah dibekali penyuluhan sebagai tenaga pendidikan, kami siap menjadi tenaga pendidik di tapal batas NTT. Kemudian kami juga dibekali kemampuan peternakan untuk membekali masyarakat disana agar taraf hidupnya meningkat," paparnya.
Tidak hanya itu, ratusan pasukan TNI ini juga akan mengantisipasi berbagai tindakan kriminal seperti penyelundupan narkotika, senjata api dan berbagai barang terlarang lainnya.
"Tentunya kami di perbatasan ada PLBN (Pos Lintas Batas Negara) pos di situ sudah include di dalamnya dari Imigrasi dan Polisi dan kami sebagai pembuka perbatasan. Nah bagaimana dengan 19 pos yang lain kami sudah dibekali tentang bagaimana keimigrasian untuk membedakan yang mana obat-obatan terlarang atau tidak dan tentang barang terlarang lainnya," ucap dia.
Advertisement