Pasutri Asal Pekanbaru Jadi Korban Sriwijaya Air SJ182, Rencana Ngunduh Mantu Kandas

Warga Pekanbaru, Putri Wahyuni Effendi menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh pada akhir pekan lalu.

oleh M Syukur diperbarui 11 Jan 2021, 16:20 WIB
Resepsi Putri Wahyuni dan suami yang menjadi korban Pesawat Srwijaya Air SJ 182. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Pekanbaru - Warga Jalan Sembilang, Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Putri Wahyuni Effendi menjadi salah satu korban pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh akhir pekan lalu. Dia naik pesawat itu bersama suaminya, Ihsan Adlan Hakim.

Orangtua Putri, Arizal Effendi menyebut anaknya itu menikah dengan Adlan pada Maret 2020 di Pekanbaru. Resepsi dilakukan di rumah mempelai wanita dihadiri keluarga Adlan dari Pontianak, Kalimantan Barat.

Arizal menceritakan, Adlan bekerja di Jakarta sehingga anak bungsunya dari lima bersaudara itu ikut. Pada 9 Januari 2021, keduanya naik pesawat Sriwijaya Air SJ182 untuk pulang ke Pontianak.

Adlan dan Ayu tengah mempersiapkan resepsi kedua di rumah mempelai pria. Hal itu dilakukan karena resepsi yang direncanakan beberapa bulan lalu tertunda.

"Iya, ngunduh mantu di sana," kata Arizal di Pekanbaru.

Sebelum rencana ngunduh mantu ini, Ayu dan suaminya sempat pulang ke Pekanbaru. Sekitar satu pekan berada di rumah orangtuanya itu untuk membicarakan rencana tersebut.

Selanjutnya pada Kamis, 7 Januari 2021, Ayu dan Adlan ke Jakarta dan diantar keluarga ke Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Beberapa hari di Jakarta, keduanya melanjutkan perjalanan ke Pontianak naik pesawat Sriwijaya Air SJ182.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Kabar Buruk dari Media Sosial

Resepsi Putri Wahyuni dan suami yang menjadi korban Pesawat Srwijaya Air SJ 182. (Liputan6.com/Istimewa)

Sebelum naik pesawat, Ayu sempat menghubungi keluarga melalui video call. Kepada sang anak, Arizal berpesan agar hati-hati dan mendoakan keselamatan.

Sabtu petang, 9 Januari 2021, keluarga di Pekanbaru mendapat kabar pesawat jatuh dari media sosial. Keluarga langsung menghidupkan televisi untuk mencari kebenaran informasi itu.

"Ini musibah yang tak dapat dielakkan," ucap Arizal menahan tangisnya.

Arizal sempat menghubungi anaknya setelah mendapat kepastian pesawat jatuh. Berberapa kali dihubungi tidak pernah masuk karena nomor telepon sang anak tidak aktif lagi.

Tak lama kemudian, Arizal mendapat telepon dari besannya di Pontianak. Keluarga suaminya juga menyatakan tidak bisa mengontak pasangan tersebut.

"Sekarang sudah ada keluarga di Jakarta datang ke Crisis Centre," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya