Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau dan bahkan hampir tembus posisi 6.400 pada perdagangan saham, Senin (11/1/2021). Penguatan IHSG didukung aksi beli investor asing.
Mengutip data RTI, IHSG naik dua persen atau 125,10 poin ke posisi 6.382,93. Indeks saham LQ45 mendaki 2,22 persen ke posisi 1.001,02. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
Sebanyak 263 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. 240 saham melemah menjadi penahan penguatan IHSG. 134 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 1.840.000 dengan volume perdagangan 31,3 miliar saham.
Baca Juga
Advertisement
Nilai transaksi harian saham Rp 23,3 triliun. Investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 2,4 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah 14.169.
Sebagian besar sektor saham menghijau dengan sektor saham keuangan memimpin penguatan 3,86 persen. Sektor saham perdagangan naik 2,38 persen dan sektor saham barang konsumsi mendaki 2,23 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Top Gainers dan Losers
Saham-saham catatkan top gainers atau naik signifikan antara lain saham CITY menguat 34,78 persen ke posisi Rp 248 per saham, saham KOIN melonjak 34,56 persen ke posisi Rp 183 per saham, dan saham BOSS mendaki 34,55 persen ke posisi Rp 222 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain POLA turun 6,8 persen ke posisi Rp 173 per saham, saham BBYB tergelincir 6,98 persen ke posisi Rp 214 per saham, dan saham RONY merosot 6,96 persen ke posisi Rp 214 per saham.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy mengatakan ada beberapa sentimen yang membuat hal ini bisa terjadi, salah satunya vaksin COVID-19.
"Mestinya ada beberapa ya, pertama seperti vaksin datang ada euphoria, sekarang vaksin akan di gunakan minggu ini juga ada euphoria," ujar dia kepada Liputan6, Senin, 11 Januari 2021.
Hal lain yang menjadi perhatian ialah investor retail yang mendominasi minggu ini. Budi menilai jumlah tersebut meningkat lebih dari 50 persen dibandingkan tahun lalu.
"Lalu dollar atau rupiah yang menguat, dan kita akan kedatangan beberapa perusahaan besar di sektor otomotif, penghasil komoditas untuk baterai," ujarnya.
Pada 2021, ekonomi juga dinilai akan lebih baik dibandingkan tahun 2020. Karena itu, devisa negara diprediksi mengalami peningkatan meski tak terlalu signifikan.
"Kemudian cadangan devisa paling tidak naik walaupun tidak terlalu signifikan, jadi pertumbuhan ekonomi akan baik," tutur Budi.
Advertisement
Bursa Saham Asia
Bursa saham Asia sebagian besar bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,11 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,17 persen, dan indeks saham Taiwan mendaki 0,60 persen.
Indeks saham Thailand melemah 0,11 persen, indeks saham Shanghai merosot 1,08 persen, dan indeks saham Singapura susut 0,23 persen.