Liputan6.com, Jakarta Mengonsumsi makanan sehat setiap hari sangat diperlukan bagi tubuh untuk memenuhi kebutuhan gizi. Ada banyak sekali pilihan makanan sehat yang dapat dikonsumsi setiap harinya.
Baca Juga
Advertisement
Tentunya kondisi tersebut sangat memudahkan semua orang untuk konsumsi makanan bergizi. Jika tubuh sedang dalam keadaan diet, hal itu harus dibarengi dengan aktivitas olahraga yang rutin.
Kini, masyarakat sudah banyak yang menyadari untuk sering konsumsi makanan bergizi Mengingat banyak sekali manfaat yang didapat jika tubuh sering konsumsi makanan yang sehat. Salah satunya tubuh akan terhindar dari risiko penyakit berbahaya, seperti diabetes, masalah pencernaan, penyakit jantung, obesitas, hipertensi, kanker, dan lain-lain.
Sebenarnya, sangat mudah untuk kita rutin mengonsumsi makanan sehat setiap hari. Selain memiliki niat, Anda harus benar-benar menjalankannya. Tak hanya memperhatikan kandungan di dalamnya, Anda juga harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengonsumsinya. Berikut rangkumannya dilansir dari Bright Side.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Makanan Ringan
Cokelat
Bagi pecinta cokelat, nampaknya harus tahu bahwa cokelat disarankan untuk dikonsumsi saat sarapan. Sebab, antioksidan di dalamnya bermanfaat untuk mengurangi penuaan dan kesehatan jantung. Hindari memakan lebih dari 25 gram cokelat setiap hari, agar tubuh tidak menjadi tempat penimbunan lemak.
Kacang
Waktu makan siang adalah waktu terbaik untuk mengonsumsi kacang. Hal itu akan memenuhi kebutuhan tubuh, seperti asam lemak dan omega 3. Kandungan tersebut sangat bermanfaat untuk menjaga pembuluh darah dalam keadaan tonus, mengatur tekanan darah, dan baik untuk fungsi paru-paru. Hindari memakannya di malam hari, sebab kacang mengandung lemak dan kalori yang tinggi. Mengonsumsi saat malam hari akan membuat berat badan bertambah.
Keju
Keju sangat dianjurkan dimakan pada waktu sarapan. Keju dapat mencegah keadaan kembung dan berat badan bertambah. Jika dimakan saat malam, maka akan menyebabkan gangguan pencernaan.
Gula
Mengonsumsi makanan manis saat sarapan akan memudahkan tubuh untuk membakar kalori pada gula. Namun, jika dikonsumsi saat malam hari akan menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan peningkatan gangguan tidur. Hindari konsumsi gula berlebih untuk mencegah kenaikan berat badan.
Advertisement
Makanan Berat
Daging
Daging sangat cocok dimakan pada waktu siang. Mengonsumsi daging bermanfaat sebagai sumber zat besi yang baik dan memberikan oksigen ke sel dan sistem organ, dapat mengurangi kelelahan serta rentan terhadap penyakit. Hindari makan daging di malam hari untuk menghindari kerusakan pada sistem pencernaan. Sebab, daging membutuhkan waktu hingga 5 jam untuk dicerna.
Kentang
Kentang bermanfaat untuk menurunkan kadar kolestorel dalam darah dan kaya akan mineral. Hal ini sangat baik jika kentang dimakan saat sarapan. Jangan mengonsumsi kentang pada waktu makan siang dan malam, sebab kentang mengandung kalori sebanyak 2-3 kali lebih tinggi dibanding sayuran lain.
Nasi
Dengan kandungan karbohidrat yang tinggi, nasi sangat bagus dimakan pada waktu siang hari. Hal ini akan membuat tubuh lebih berenergi sepanjang hari. Jika nasi dimakan pada malam hari, maka dapat menyebabkan berat badan bertambah.
Buah-buahan
Jeruk
Jeruk cocok dikonsumsi sebagai kudapan. Mengonsumsi jeruk dapat meningkatkan fungsi pada sistem pencernaan, memiliki efek tonik secara keseluruhan pada tubuh, dan meningkatkan metabolisme. Hindari mengonsumsi pada waktu sarapan dalam keadaan perut kosong. Hal itu akan menyebabkan iritasi pada lambung serta meningkatkan risiko terkena gastritis.
Apel
Apel sangat baik dimakan pada waktu sarapan sebab, kandungan pektin yang ada pada kulit apel dapat membantu kerja usus dan menghilangkan karsinogen. Hindari mengonsumsi apel saat makan malam, sebab dapat meningkatkan asam lambung. Kandungan pektin juga sulit dicerna pada malam hari.
Pisang
Pisang mengandung serat dalam jumlah tinggi yang berfungsi untuk melancarkan pencernaan dan menyembuhkan sakit maag. Namun makan pisang pada malam hari dapat mengganggu sistem pencernaan dan menyebabkan produksi lendir berlebih.
Penulis:
Syifa Aulia
UPN Veteran Jakarta
Advertisement