Simak, Deretan Fakta Vaksin Covid-19 Menurut WHO

Hoaks soal vaksin covid-19 terus beredar di aplikasi percakapan maupun media sosial. Hoaks ini tak terbendung untuk tersebar di masyarakat.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 11 Jan 2021, 17:00 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks soal vaksin covid-19 terus beredar di aplikasi percakapan maupun media sosial. Hoaks ini tak terbendung untuk tersebar di masyarakat.

Hoaks soal vaksin covid-19 pun sangat beragam. Mulai dari bahan yang digunakan, proses pembuatan, hingga efek samping dari vaksin tersebut.

Tak hanya menyasar soal vaksin covid-19, beragam vaksin lain pun tak luput dari sasaran hoaks. Bahkan beberapa tokoh dunia juga dikaitkan dengan tudingan bisnis di balik vaksin covid-19 ini.

Lalu bagaimana sebenarnya fakta soal vaksin covid-19? Berikut beberapa penjelasannya seperti dilansir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO):

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Fakta Vaksin Covid-19

Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19. Kredit: fernando zhiminaicela via Pixabay

1. Uji coba vaksin COVID-19 mengikuti standar keamanan dan etika

Seperti vaksin pada umumnya, vaksin COVID-19 harus mengikuti protokol pengembangan standar untuk menguji keefektifan vaksin dan mengidentifikasi efek samping atau masalah keamanan.

Ini meliputi sejumlah tahap pengujian yang melibatkan puluhan ribu sukarelawan.

2. Anda tidak akan bisa membuat vaksin COVID-19 sendiri di rumah

Pengembangan vaksin adalah proses rumit dan teknis yang tidak bisa dilakukan sendiri di rumah. Ini melibatkan pengujian laboratorium ekstensif yang diikuti dengan uji coba klinis yang melibatkan ribuan sukarelawan. Vaksin di suatu negara harus mendapatkan persetujuan dokter dan ilmuwan ahli.


Fakta Selanjutnya

Petugas kesehatan mempersiapkan pemberian vaksin COVID-19 di Long Island Jewish Medical Center, New York, AS, 14 Desember 2020. AS mulai memberikan vaksin COVID-19 pertamanya pada Senin (14/12), dengan dosis pertama disuntikkan kepada para petugas kesehatan dan staf panti wreda. (Xinhua/Wang Ying)

3. Vaksin menjalani uji keamanan yang komprehensif sebelum disetujui

Vaksin menjalani uji coba ekstensif sebelum diperkenalkan di suatu negara. Dokter dan ilmuwan ahli mengikuti standar internasional yang ketat saat memutuskan persetujuan suatu vaksin. Seperti obat pada umumnya, vaksin dapat menyebabkan efek samping yang biasanya bersifat minor atau sementara.

Efek samping vaksin yang serius sangat jarang ditemukan. Penyakit jauh lebih membahayakan manusia daripada vaksin penyakit tersebut.

4. Uji coba vaksin melibatkan sukarelawan dari berbagai kalangan

Selama uji coba, orang secara sukarela mencoba dan menguji vaksin. Mereka harus berasal dari wilayah geografis, latar belakang ras dan etnis, jenis kelamin, serta usia yang beragam.

Mereka juga harus terdiri dari orang-orang dengan kondisi kesehatan yang mendasari yang berisiko tinggi terkena penyakit. Ini membantu memastikan bahwa vaksin aman dan efektif untuk semua orang.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya