Liputan6.com, Medan Konflik harimau sumatera memangsa hewan ternak warga di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut) kembali terjadi. Kali ini ditemukan 5 ekor lembu mati akibat dimangsa hewan dengan nama latin Panthera tigris sumatrae.
Terkait hal tersebut, tercatat dari pertengahan Desember 2020 hingga Januari 2021 sudah ada 11 ekor lembu tewas dimangsa harimau. 2 kandang jebak yang sudah dipasang di sekitar lokasi, belum berhasil memancing kedatangan Si Belang.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) Palber Turnip mengatakan, pihaknya kembali mendapat laporan ada lembu yang dimangsa. Lokasi Dusun Batukatak, Desa Batujonjong, Bahorok.
Baca Juga
Advertisement
"Berarti, warga masih belum mengindahkan permohonan Pak Camat. Kita sudah omongi, tarik dulu lembu dari batas kawasan," kata Palber, Senin (11/1/2021).
Palber menduga, harimau yang memangsa hewan ternak kali ini masih sama dengan sebelumnya. Pihaknya sudah memasang 2 kandang jebak di Dusun Selayang, Desa Lau Damak, dengan kambing dan bangkai lembu sisa mangsa sebagai pemancing.
"Kemungkinan masih hambar kandang jebak kita," ucapnya.
Menurut Palber, selama masih ada ternak lembu di sekitar kawasan taman nasional, harimau akan terus datang. Berdasarkan foto-foto yang diterima pihaknya, terlihat lembu-lembu yang mati masih terdapat tali di lehernya.
"Itu menunjukkan lembu tersebut diikat dan ditambatkan di lokasi," sebutnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
BBKSDA Sumut Cari Solusi
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) masih mencari solusi agar konflik antara harimau dengan warga di Bahorok, Langkat, yang semakin meningkat bisa diminimalisir.
"Cara paling efektif sebenarnya, warga bersedia mengandangkan ternaknya, sehingga tidak terus menerus menjadi mangsa harimau," sebut Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi, didampingi Kepala Seksi Wilayah I Stabat, Herbert Aritonang.
Disebutkannya, lokasi tempat lembu yang ditambatkan warga masih dalam radius wilayah jelajah harimau dalam mencari mangsa. Menempatkan hewan ternak di kandang yang dekat dengan perkampungan diyakini bisa mencegah harimau mendekat.
"Kalau soal ketersediaan pakan di dalam kawasan hutan, pasti tersedia. Hanya saja harimau pasti lebih memilih mangsa yang tidak perlu susah payah diburu," sebutnya.
Advertisement
Konflik Warga dengan Harimau
BBKSDA Sumut mencatat, sepanjang tahun 2020 pihaknya mencatat ada 18 kali konflik antara warga dengan harimau yang memakan korban 14 ekor lembu. Di tahun 2021 sudah ada 3 kali konflik yang memakan korban 8 ekor lembu.
Untuk wilayah Langkat, konflik harimau dengan masyarakat banyak terjadi di 3 kecamatan, yakni Besitang, Bahorok, dan Batang Serangan. Ketiga kecamatan ini berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Pasang Kamera Jebak
Kepala Seksi Wilayah I Stabat, BBKSDA Sumut, Herbert Aritonang menambahkan, saat ini pihaknya bersama mitra sudah memasang 4 unit kamera jebak di sekitar kandang perangkap untuk harimau.
"Hari ini rencananya kami akan pasang kamera jebak tambahan, tetapi berapa unit yang terpasang, saya belum dapat info," Herbert menandaskan.
Advertisement