Kasus COVID-19 Terus Naik, Malaysia Bakal Lockdown Ketat 2 Pekan

Pemerintah Malaysia memilih lockdown untuk mencegah kasus COVID-19 yang meningkat.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 11 Jan 2021, 19:28 WIB
Pemandangan sepi kawasan Bukit Bintang, yang biasanya ramai menjadi tujuan wisata, di Kuala Lumpur, Malaysia (7/12/2020). Dewan Promosi Pariwisata Malaysia mengatakan jumlah kedatangan turis ke negara itu selama periode Januari-September tahun ini merosot. (Xinhua/Chong Voon Chung)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia memutuskan untuk kembali lockdown akibat ada lonjakan kasus COVID-19. Daerah Kuala Lumpur juga terdampak dari Movement Control Order (MCO) atau pembatasan pergerakan ini.

Daerah yang terdampak lockdown ini adalah lima negara bagian dan tiga wilayah federal.

Lima negara bagian tersebut adalah Penang, Selangor, Melaka, Johor, dan Sebah. Sementara tiga wilayah federal yang terdampak MCO adalah Kuala Lumpur, Putrajaya, dan Labuan.

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengumumkan bahwa lockdown ini akan berlangsung dua pekan, sejak 13 Januari hingga 26 Januari 2021, demikian laporan Channel News Asia, Senin (11/1/2021).

PM Yassin berkata sistem kesehatan Malaysia sudah tidak kuat melawan gelombang COVID-19 dan tenaga kesehatan mengemban tekanan yang berat.

"Sistem kesehatan kita berada di breaking point,"  PM Yassin di televisi. 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Klaster Tempat Kerja

Situasi sepi pengunjung terlihat di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Bukit Bintang, yang biasanya ramai menjadi tujuan wisata, di Kuala Lumpur, Malaysia (7/12/2020). (Xinhua/Chong Voon Chung)

Malaysia saat ini sudah masuk COVID-19 gelombang ketiga yang dimulai pada September 2020. Jumlah tambahan kasus harian sudah kembali mencapai 4 digit.

Dalam pidatonya di televisi, PM Yassin berkata sejauh ini ada 254 klaster aktif dan 332 klaster telah berakhir. PM Malaysia menyorot banyaknya klaster yang melibatkan tempat kerja. 

Meski demikian, PM Yassin berkata ada beberapa kegiatan ekonomi yang boleh aktif selama lockdown, seperti sektor industri dan manufaktur, konstruksi, perdagangan, dan distribusi. Sektor itu dinilai penting mendukung kebutuhan dasar.

Pada Maret 2020, Malaysia telah melakukan lockdown untuk menurunkan kasus. PM Yassin kemudian melonggarkannya.


Infografis COVID-19:

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya