Surabaya - Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari 2021, menimbulkan 62 korban jiwa. Salah satunya adalah Fadly Satrianto, co-pilot NAM Air yang menjadi penumpang dalam penerbangan itu.
Siapa sangka bila Fadly memiliki latar belakang hukum. Ia menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya sebelum akhirnya mengejar mimpi masa kecil sebagai pilot.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari Antara, Selasa (12/1/2021), Fadly kemudian menjalani serangkaian sekolah penerbangan. Setelah lulus, ia berkarier menjadi co-pilot maskapai NAM Air yang merupakan anak perusahaan Sriwijaya Air selama tiga tahun terakhir.
Sang ayah, Sumarzen Marzuki, menyebut putra bungsu dari tiga bersaudara itu terakhir pulang ke rumah di Surabaya sekitar dua minggu lalu. Ia mengatakan anaknya lebih banyak tinggal di hotel sejak bertugas sebagai co-pilot.
"Di rumah hanya sekadar mampir, apalagi sebagai co-Pilot kondisinya harus prima. Kalau tinggal di rumah takutnya bangun kesiangan. Sedangkan, pekerjaannya menuntut harus sudah siaga di atas pesawat minimal empat jam sebelum terbang," tuturnya.
Pada hari kecelakan, Sumarzen mengungkapkan Fadly sempat pamit kepada ibunya melalui telepon sekitar pukul 07.00 pagi.
"Dia bilang akan menumpang pesawat Sriwijaya Air. Rencananya setelah sampai di Pontianak, dia bersama kru NAM Air yang juga ikut dalam pesawat Sriwijaya Air itu, ada jadwal penerbangan sendiri. Tujuannya ke mana dia tidak bilang," ucap Sumarzen mengenang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Klarifikasi Pemberitaan
Sang ayah juga mengklarifikasi pemberitaan yang menyebutkan Fadly sudah mempersiapkan pernikahan. Ia menyatakan putranya yang berusia 28 tahun itu masih bujang.
"Usia segitu memang wajar dan sudah waktunya menikah. Cita-cita untuk menikah memang ada. Tapi belum ada rencana menikah dalam waktu dekat," katanya saat dikonfirmasi di Surabaya.
Sumarzen juga menyatakan sudah ditelepon oleh pihak NAM Air terkait kecelakaan yang menimpa anaknya. Ia menyatakan pihak maskapai telah memohon maaf atas musibah itu.
"Di dalam pesawat Sriwijaya Air yang mengalami kecelakaan itu juga memuat kru Nam Air lengkap, mulai dari pilot hingga pramugari yang rencananya akan terbang bersama anak saya. Tujuannya ke mana saya tidak tahu," katanya menjelaskan.
Hingga kini, tim gabungan masih mencari bangkai pesawat dan para korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182. Dari hasil identifikasi, baru satu korban pramugara atas nama Ocky Bisma yang teridentifikasi berdasarkan data sidik jari di tangan kanannya.
Advertisement