Liputan6.com, Jakarta - Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid mengatakan, pihaknya tengah menyiagakan KRI Teluk Mentawai-959 untuk menderek puing-puing besar pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dari perairan Kepulauan Seribu.
Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak itu diduga jatuh di perairan sekitar Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC itu dilaporkan hilang kontak setelah 4 menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu 9 Januari 2021.
Advertisement
"Puing yang tidak bisa diangkat manual oleh penyelam, bisa menggunakan KRI Teluk Mentawai," kata Rasyid dari KRI Rigel-933 di Perairan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Senin 11 Januari 2021.
Rasyid menjelaskan, penyiapan kapal perang itu sesuai perintah panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk memudahkan evakuasi puing pesawat. Selama pencarian, para penyelam menggunakan balon untuk menaikkan puing yang cukup besar ke atas permukaan air.
"Jika ada puing yang tidak bisa menggunakan balon, makan bisa menggunakan kapal derek," ucap Rasyid seperti dikutip dari Antara.
KRI Teluk Mentawai-959 merupakan kapal angkut logistik berbentuk kargo dengan bobot mati 1.350 ton, mempunyai tugas pokok sebagai kapal angkut logistik dalam tugasnya sebagai unsur pendukung angkutan laut militer.
Selain KRI Teluk Mentawai-959, terdapat pula 11 kapal perang yang mendukung operasi kemanusiaan pencarian puing dan korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu tersebut.
Kapal perang itu yakni KRI Teluk Gilimanuk, KRI Tjiptadi, KRI Parang, KRI Kurau, KRI Cucut, KRI Rigel, KRI Jhon Lie, KRI RE Martadinata, KRI Ngurah Rai, KRI Malahayati, dan KRI Leuser.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Hilang Kontak dan Jatuh
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang (40 dewasa, 7 anak, 3 bayi) dan 12 orang kru (6 aktif dan 6 ekstra).
Advertisement