Mengenal KRI Rigel, Kapal Tercanggih Asia yang Temukan Sriwijaya Air SJ182

KRI Rigel milik TNI AL menjadi salah satu kapal perang yang memiliki andil besar dalam pencarian jatuhnya Sriwijaya Air SJ182

oleh Athika Rahma diperbarui 12 Jan 2021, 09:07 WIB
Kapal TNI AL mencari bangkai pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di laut utara Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10). TNI AL mengerahkan KRI Rigel-933 untuk melakukan pencarian jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - TNI AL kembali menjadi pihak yang berperan penting dalam pencarian jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 di peraira Kepulauan Seribu. Selain menerjunkan para pasukan khusus penyelemanya, TNI AL juga melibatkan sejumlah KRI. Yang menjadi sorotan adalah KRI Rigel yang berhasil menemukan titik lokasi jatuhnya pesawat.

Bahkan, KRI Rigel juga mendeteksi dua titik sinyal yang diduga berasal dari kotak hitam (black box) pesawat Sriwijaya Air SJ182. Ini bukan pertama kali KRI Rigel berhasil temukan titik pesawat yang jatuh di perairan. Pada Oktober 2018, KRI Rigel juga menjadi tokoh utama dalam penemuan lokasi jatunya Lion Air JT610 di perairan Karawang.

Lantas, apa kehebatan KRI Rigel? Dikutip Liputan6.com dari data TNI AL, Selasa (12/1/2021), KRI yang memiliki nomor lambung 933 ini merupakan kapal jenis Multi Purpose Research Vessel (MPRV) dengan peralatan survei canggih di antaranya Side Scan Sonar, Automatic Weather Station, Echosounder Multibeam laut dalam dan Singlebeam, Peralatan Conductivity Temperatureand Depth (CTD), serta Gravity Cores.

Selain itu, KRI ini dilengkapi peralatan Autonomous Underwater Vehicle (AUV). Peralatan ini berfungsi untuk kegiatan pencitraan bawah laut hingga kedalaman seribu meter.

KRI Rigel 933 juga dilengkapi Boat Sounding (SV) yang dilengkapi dengan peralatan setara yang diharapkan mampu melakukan pencarian serpihan badan pesawat. KRI Rigel bahkan disebut sebagai kapal survei bawah laut paling canggih di Asia untuk jenis Bantu Hidro-Oseanografi (BHO).

KRI Rigel didatangkan atas kerja sama Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dengan OCEA Prancis. Selain sebagai kapal survei, KRI Rigel 933 juga dapat digunakan untuk operasi militer. KRI Rigel memiliki persenjataan mitraliur berkaliber 20 milimeter dan kaliber 12,7 milimeter.

Secara fisik, KRI Rigel terbuat dari alumunium dengan bobot 560 ton. KRI Rigel memiliki panjang 60,1 meter dan lebar 11,5 meter.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


TNI AL Kerahkan KRI Bantu Pencarian Sriwijaya Air SJ-182 yang Hilang Kontak

KRI Rigel-933 TNI AL melakukan pencarian jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat Rabu (31/10). Hari ke-3 pencarian diduga adanya temuan benda logam sepanjang 20 meter yang terdeteksi sonar KRI Rigel. (Merdeka.com/Imam Buhori)

TNI Angkatan Laut membantu pencarian pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak. TNI AL mengerahkan sejumlah kapal.

"Unsur KRI yang dikerahkan dari Jajaran Koarmada I dan Lantamal III, KRI yang digerakkan yakni, KRI Teluk Gili Manuk (onboard Tim Kopaska), KRI Kurau, KRI Parang, KRI Teluk Cirebon, KRI Tjiptadi, KRI KRI Cucut -866, KRI Tengiri," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/1/2021).

Julius mengatakan, TNI AL juga mengerahkan 2 Sea Rider Kopaska serta 2 kapal Tunda yakni TD. Galunggung dan Malabar untuk mencari Sriwijaya Air.

"Selain itu, TNI AL juga menyiapkan Heli Nbell 412 EP HU 4205 onboard KRI Bontang, posisi sandar dermaga JICT Jakarta siap dukung Operasi SAR," kata dia.

Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan call sign SJY 182 hilang kontak. "Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB," kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati ketika dikonfirmasi, Sabtu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya