Tim SAR Tambah Kapal Pendeteksi Bawah Laut Cari Korban dan Kotak Hitam Sriwijaya Air

Kegiatan pencarian di laut tetap dibagi dalam enam sektor. Adapun fokus pencariannya selain korban dan puing ukuran besar, juga terkait black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 12 Jan 2021, 10:05 WIB
Petugas KPLP dan Basarnas memeriksa barang temuan yang diduga serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Dermaga JICT 2, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak empat menit usai lepas landas dari Bandara Soetta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Tim SAR gabungan terus bergerak menyisir lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di tengah laut. Kapal pendeteksi bawah air pun ditambah demi meningkatkan keberhasilan pencarian korban dan sisa-sisa puing penting bagian pesawat.

Direktur Operasi Basarnas Rasman menyampaikan, total ada 54 kapal yang digunakan untuk pencarian korban dan puing Sriwijaya Air. Tentunya dengan berbagai fungsinya.

"Kalau tidak salah KR Baruna Jaya tambahan untuk memperkuat deteksi bawah air," kata Rasman di Dermaga JICT 2, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021).

Menurut Rasman, kegiatan pencarian di laut tetap dibagi dalam enam sektor. Adapun fokus pencariannya selain korban dan puing ukuran besar, juga terkait dengan black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

"Kita diperkuat oleh empat unsur yang mempunyai kemampuan itu. Itu ada KRI Ritel, Baruna Jaya, kemudian ada dari Kementerian Komunikasi, dan maritim itu KR Ara serta ada tim NTS," jelas dia.

Sementara itu, prakiraan cuaca hari ini terpantau bersahabat dengan kondisi berawan dan gelombang laut antara 0,5 meter sampai dengan 1 meter.

"Harapan kita dari unsur yang memiliki kemampuan deteksi bawah laut ini bisa dimaksimalkan untuk hari ini, apalagi didukung dengan cuaca yang cukup bersahabat, gelombang yang juga tidak begitu ekstrem. Sehingga, tim kita yang ada di lapangan diharapkam bisa untuk melaksanakan tugas dengan baik," Rasman menandaskan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kendala Pencarian Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182

SAR Mission Coordinator (SMC) sekaligus Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Marsekal Rasman (tengah) menyampaikan keterangan saat serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tiba di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (10/1/2021). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

 Tim Search and Rescue (SAR) TNI Angkatan Laut menyampaikan, puing-puing pesawat padat di bawah air menjadi kendala pencarian kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

"Volume pesawat yang begitu besar dan impact ke permukaan laut yang begitu besar, sehingga barang itu masih ketimbun oleh bongkahan pecahan itu sendiri," ujar Komandan Satuan Tugas Laut Operasi SAR (Dansatgasla Ops) Sriwijaya Air 182, Laksamana Yayan Sofyan, di Dermaga JICT II Tanjung Priok Jakarta, Senin malam 11 Januari 2021, seperti dikutip Antara.

Rencananya, lanjut dia, pada Selasa, (12/1/2021) operasi SAR akan mengurai material pesawat untuk memudahkan pencarian kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

"Penguraian diselami oleh penyelaman Angkatan Laut, baik itu Denjaka, Kopaskal, Dislambair. Kemudian diselami satu per satu bongkahan dibuka dibawa ke permukaan," papar dia.

Ia menambahkan, sinyal pancaran kotak hitam Sriwijaya Air SJ 182 sudah menjurus ke satu lokasi. Tim operasi SAR sempat mendengar bunyi ping sebanyak dua kali di sekitar lokasi pencarian.

"Penyelam bawa ping locator, dia dengarkan. Misalnya didengarkan di situ, makin nyata. Kemarin sudah ditemukan ada dua ping dan sudah dilokalisir. Artinya bukan berarti black box itu sudah ketemu, tapi sudah dilokalisir," kata Yayan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya