Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan atau suspensi saham PT Itama Ranoraya Tbk, emiten distributor alat kesehatan pada Selasa, (12/1/2021).
BEI suspensi saham IRRA seiring peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham IRRA sehingga perlu dilakukan cooling down.
"Penghentian sementara perdagangan saham IRRA tersebut dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara mata berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham IRRA," seperti dikutip dari pengumuman BEI yang diteken Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Lidia M.Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy.
Baca Juga
Advertisement
Adapun para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan.
Saham IRRA terkena auto rejection atas setelah sahamnya menguat 25 persen ke posisi Rp 3.700 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 55.099 kali dengan nilai transaksi Rp 582 miliar.
Selama periode 4-8 Januari 2021, saham IRRA melonjak 85 persen ke posisi Rp 2.960 per saham. Saham IRRA sempat berada di level tertinggi 2.960 dan terendah 1.610 per saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2 triliun dengan total frekuensi 185.225 kali.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
IHSG Dibuka Menguat pada 12 Januari 2021
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan penguatan pada perdagangan saham, Selasa, 12 Januari 2021. Aksi beli investor asing dan saham farmasi mengangkat IHSG.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,17 persen ke posisi 6.393,90.
Mengutip data RTI, IHSG terus melanjutkan penguatan pada pembukaan pukul 09.00 WIB. IHSG naik 0,57 persen atau 36 poin ke posisi 6.419,7. Indeks saham LQ45 menguat 0,61 persen ke posisi 1.007,83. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
Sebanyak 221 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. 63 saham melemah dan 169 saham diam di tempat. Pada sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.429,67 dan terendah 6.393,69. Investor asing beli saham Rp 157,38 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah 14.163.
Total frekuensi perdagangan 68.316 kali dengan volume perdagangan 1,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1 triliun. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham kompak menghijau kecuali sektor saham pertanian turun 0,53 persen, sektor saham aneka industri melemah 1 persen, dan sektor tambang susut 0,24 persen.
Sektor saham barang konsumsi mendaki 1,87 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Diikuti sektor saham keuangan menguat 1,04 persen dan sektor saham manufaktur mendaki 0,85 persen.
Saham-saham yang menguat atau top gainers antara lain saham DCII naik 24,63 persen ke posisi Rp 1.265 per saham, saham PYFA meroket 20,52 persen ke posisi Rp 1.615 per saham, dan saham PEHA melonjak 17,67 persen ke posisi Rp 2.930 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BBYB merosot 7 persen ke posisi Rp 372 per saham, saham TAMA tergelincir 6,74 persen ke posisi Rp 83, dan saham COCO susut 6,67 persen ke posisi Rp 630 per saham.
Bursa saham Asia cenderung bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,24 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,17 persen dan indeks saham Shanghai melonjak 0,49 persen.
Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,59 persen, indeks saham Singapura susut 0,27 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,09 persen.
Advertisement