Efek Samping 4 Vaksin COVID-19 yang Sudah Dapat EUA di Beberapa Negara

Berikut ini beberapa efek samping yang dilaporkan dalam uji klinis beberapa vaksin COVID-19, yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat sejauh ini

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 12 Jan 2021, 13:00 WIB
Kandidat vaksin Sinovac Biotech LTD untuk virus corona Covid-19 diperlihatkan dalam Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) di Beijing pada 6 September 2020. Untuk pertama kalinya, China akhirnya resmi memamerkan produk dalam negeri vaksin COVID-19. (NOEL CELIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyetujui penggunaan darurat vaksin COVID-19 Sinovac. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara di luar China, yang mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin tersebut.

Faktor keamanan menjadi salah satu hal yang harus ditinjau oleh para ahli sebelum memberikan izin penggunaan darurat suatu vaksin.

Berikut ini beberapa efek samping terkait vaksin COVID-19 yang telah mendapatkan izin pakai darurat dari berbagai negara, dirangkum dari berbagai sumber pada Selasa (12/1/2021).

1. Sinovac

Vaksin COVID-19 Sinovac menjadi vaksin pertama yang mendapatkan persetujuan penggunaan darurat di Indonesia.

Kepala BPOM Penny K. Lukito mengungkapkan, hasil analisis efikasi vaksin CoronaVac berdasarkan uji klinis di Bandung, menunjukkan efikasi vaksin sebesar 65,3 persen. Sementara hasil efikasi di Turki mencapai 91,25 persen dan di Brasil 78 persen.

Selain itu, berdasarkan data dukung keamanan dari uji klinis fase tiga di Indonesia, Turki, dan Brasil, yang dipantau sampai periode tiga bulan usai penyuntikan dosis kedua.

"Efek samping lokal berupa nyeri, iritasi, pembengkakan, serta efek samping sistemik berupa nyeri otot, fatigue, dan demam," kata Penny K. Lukito.

Sementara, frekuensi efek samping vaksin COVID-19 dengan derajat berat seperti sakit kepala, gangguan di kulit, atau diare, hanya dilaporkan 0,1 sampai 1 persen. Penny mengatakan efek samping tersebut tidak berbahaya dan dapat pulih kembali.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Efek Samping Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech

Denzel Kennedy seorang resepsionis lini depan menerima suntikan vaksin virus corona COVID-19 Pfizer BioNtech di Hurley Clinic, London, Inggris, Senin (14/12/2020). Kasus COVID-19 di Inggris mencapai 1.869.666 kasus, dan 64.402 orang meninggal dunia. (Aaron Chown/Pool Photo via AP)

2. Pfizer-BioNTech

Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, hingga Arab Saudi pun telah memulai vaksinasi dengan vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech.

Di akhir Desember, World Health Organization (WHO) juga telah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech.

Adapun berdasarkan uji klinis, vaksin Pfizer-BioNTech dinyatakan 95 persen efektif mencegah penyakit COVID-19.

Dalam laman resmi Centers for Disease Control and Prevention (CDC), disebutkan bahwa dalam uji klinis, kebanyakan efek samping vaksin ini bersifat ringan hingga sedang diantaranya: demam, menggigil, kelelahan, dan sakit kepala.

CDC dalam laporannya juga menyebutkan bahwa ada temuan reaksi alergi parah dari vaksin ini. Namun, angkanya sangat jarang yaitu 11 kasus per satu juta dosis yang diberikan.

CDC masih menyatakan bahwa vaksin COVID-19 Pfizer aman digunakan. Namun, mereka merekomendasikan agar orang yang memiliki riwayat alergi terhadap kandungan vaksin untuk tidak mendapatkan dosis kedua apabila mengalami reaksi serius usai suntikan pertama.

 

 


Efek Samping Vaksin COVID-19 AstraZeneca-Oxford

Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

3. AstraZeneca-Oxford

Beberapa negara telah menyetujui penggunaan darurat vaksin COVID-19 AstraZeneca antara lain: India, Meksiko, dan tentunya Inggris.

Uji klinis tahap akhir dari vaksin AstraZeneca-Oxford mengungkapkan bahwa vaksin tersebut memiliki efikasi hingga 70 persen.

Vaksin memiliki tingkat kemanjuran 62 persen untuk peserta yang diberi dua dosis penuh, Namun, tes lain menunjukkan efektivitas menjadi 90 ketika diberikan setengah dosis dan diikuti dosis penuh beberapa pekan kemudian.

Mengutip laman gov.uk, pemerintah Inggris menyebutkan bahwa dalam uji klinis, kebanyakan efek samping vaksin ini ringan hingga sedang, dan dapat sembuh beberapa hari hingga sepakan setelah vaksinasi.

Beberapa efek samping yang sangat umum misalnya: nyeri, gatal, bengkak, perasaan hangat di tempat penyuntikkan, kelelahan, menggigil, sakit kepala, mual, dan nyeri otot.

Efek samping langka yang dilaporkan misalnya pusing, nafsu makan menurun, sakit perut, kelenjar getah bening membesar, gatal-gatal, dan keringat berlebih.

"Dalam uji klinis, ada laporan kejadian yang sangat jarang terkait dengan peradangan sistem saraf, yang dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan/atau kehilangan perasa. Namun, belum bisa dipastikan apakah kejadian ini disebabkan oleh vaksin," tulis UK Department of Health and Social Care and the Medicines and Healthcare products Regulatory Agency.

 


Efek Samping Vaksin COVID-19 Moderna

Pekerja menyiapkan box berisi vaksin Moderna COVID-19 untuk dikirim di pusat distribusi McKesson di Olive Branch, Mississippi, AS, Minggu (20/12/2020). Selama seminggu, Pemerintah federal berencana mendistribusikan total 7,9 juta dosis vaksin dari Moderna dan Pfizer Inc (AP Photo/Paul Sancya, Pool)

4. Moderna

Vaksin COVID-19 buatan Moderna juga telah mendapatkan izin pakai darurat dari European Medicines Agency (EMA) untuk digunakan di Uni Eropa, serta FDA untuk pemakaian di AS.

Berdasarkan uji klinis, vaksin Moderna dinyatakan 94,1 persen efektif mencegah penyakit COVID-19.

Dalam laman resminya, CDC melaporkan beberapa efek samping kebanyakan ringan hingga sedang seperti rasa nyeri, bengkak, atau kemerahan di tempat penyuntikkan, kelelahan, menggigil, atau sakit kepala.

"Gejala ini mungkin terasa seperti gejala flu dan bahkan memengaruhi kemampuan Anda untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tetapi gejala tersebut akan hilang dalam beberapa hari," tulis CDC.

CDC sempat melaporkan adanya sejumlah kecil penerima di AS yang mengalami reaksi alergi serius dari pemberian vaksin tersebut. Namun, belum ada laporan lebih lanjut serta hasil investigasi rinci soal temuan tersebut.

Sama seperti Pfizer, CDC pun merekomendasikan agar orang yang memiliki riwayat alergi terhadap kandungan vaksin, tidak mendapatkan dosis kedua apabila mengalami reaksi serius pada suntikan pertama.


Infografis Vaksin Covid-19 dan Rencana Vaksinasi di Indonesia

Infografis Vaksin Covid-19 dan Rencana Vaksinasi di Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya