Liputan6.com, Beirut - Sistem kesehatan di Lebanon tidak lagi kuat menampung pasien akibat pandemi COVID-19. Tenaga medis bercerita dalam sebuah postingan yang kemudian menjadi viral. Mereka menyebut, kondisi ini mirip ketika ada ledakan Beirut.
"Mirip seperti apa yang terjadi usai ledakan di pelabuhan Beirut pada 4 Agustus. Namun, dengan pandemi ini, seakan-akan kita tetap hidup pada tragedi 4 Agustus," ujarnya di Facebook, seperti dikutip Arab News, Selasa (12/1/2021).
Baca Juga
Advertisement
Tenaga medis itu juga geram pada pelanggar protokol kesehatan. Orang-orang tersebut diajak datang sendiri ke rumah sakit.
"Mereka yang masih melanggaran kebijakan preventif dan kehati-hatian agar datang ke rumah sakit dan melihat tragedi yang mereka sebabkan," ujarnya.
Petugas medis itu mengaku telah kesulitan menangani pasien karena kapasitas rumah sakit penuh. Kasur di rumah sakit sudah tidak tersedia dan dokter harus memeriksa pasien di dalam mobil.
Pemerintah Lebanon telah menerapkan lockdown sejak 7 Januari 2021. Jam malam juga diberlakukan hingga 25 Januari mendatang.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Dokter Kelelahan
Petugas medis yang viral itu memohon kepada masyarakat agar ikuti protokol, sebab tenaga medis mulai kelelahan. Dokter yang pensiun berpotensi harus bekerja lagi.
Berkurangnya ruang ICU juga membuat dokter khawatir bila harus "memilih" siapa yang dapat dirawat.
"Jadi tolong jangan keluar rumah," ujarnya.
Dr. Firass Abiad, direktur Rafic Hariri University Hospital (RHUH) memperkirakan ada 30 ribu kasus di Lebanon antara 3 Januari hingga 10 Januari. Sebanyak 120 meninggal dunia.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, kasus COVID-19 di Lebanon telah mencapai 222 ribu.
Advertisement
COVID-19 Bukan Kebohongan
Pemerintah Lebanon memberikan kelonggaran kepada bisnis-bisnis tertentu agar tetap aktif di saat lockdown.
Tentara Lebanon ikut terlibat menegakan aturan selama jam malam hingga 25 Januari 2021.
(Plt.) Perdana Menteir Lebanon Hassan Diab berkata negaranya sudah mencapai tahap bahaya yang ekstrem.
Diab berkata orang-orang yang keras kepala dan tak patuh protokol kesehatan membuat situasi menjadi hilang kendali.
"Beberapa orang di Lebanon berpikir bahwa COVID-19 itu adalah suatu kebohongan. Kita menghadapi situasi kesehatan yang mengerikan," ujarnya.
Infografis COVID-19:
Advertisement