Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan positif Covid-19. Menurut penuturan Asisten Pribadinya Sahidin, Dahlan kini tengah diisolasi di rumah sakit.
Saat menjalani pemeriksaan oleh dokter, Dahlan heran karena dirinya didiagnosis kekurangan vitamin D. Padahal, dia rutin berolahraga pagi setiap hari. Hal ini diceritakannya dalam jurnal pribadinya Di's Way yang bertajuk Salah Saya.
Advertisement
Saat itu, dirinya tengah melakukan panggilan video dengan dokter yang menanganinya sakit liver.
"Tak lama kemudian, ketua tim dokter masuk kamar. Saya pun diperiksa di bagian dada dan punggung. Dengan stetoskop. Saya disuruh tarik napas dan melepaskannya. Di 8 titik dada dan 8 titik punggung. Saya tahu itu untuk mendeteksi paru-paru. Yakni organ paling menarik perhatian di pasien Covid-19," ujar Dahlan, dikutip Liputan6.com, Selasa (12/1/2021).
Lanjut Dahlan, dr Hanny Handoko, dokter yang tadi memeriksanya, menyebutkan bahwa dirinya sangat kekurangan vitamin D. Hasil tes menunjukkan, vitamin D di dalam tubuh Dahlan hanya 23,4, padahal setidaknya, harus di atas 40, antara 40 sampai 100.
"Aneh. Benar-benar aneh. Setiap hari saya olahraga 1 jam. Di lapangan terbuka. Kok kekurangan vitamin D," ujarnya heran.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Takut Item
Dahlan melanjutkan, dirinya diberi vitamin D 5.000 berbentuk tablet. Menirukan 'sindiran' dr Hanny, Dahlan bilang banyak orang yang berolahraga di bawah matahari tetapi mengenakan topi dan kaus lengan panjang. Hal tersebutlah yang menyebabkan mereka kekurangan asupan vitamin D.
Kendati, Dahlan bilang jika dirinya tidak boleh terkena sinar matahari langsung karena berpengaruh terhadap obat transplant lever yang dirinya konsumsi.
"Ha...ha...ha... Itu saya! Alasan resmi saya: saya tidak boleh banyak terkena sinar matahari langsung. Itu terkait dengan obat transplant yang saya minum. Alasan tidak resminya: takut menjadi lebih item!" kelakarnya.
Dahlan juga mengungkapkan, menurut dr Hanny, vitamin D juga ternyata berkaitan dengan TBC, pernapasan dan bahkan kanker tertentu.
"Karena itu di masa Covid-19 ini vitamin D menjadi sangat penting," tuturnya.
Advertisement