Tips Patuh Protokol Kesehatan dari Menkes: Gerakkan Ibu Rumah Tangga

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut banyak tenaga kesehatan yang mengeluh terhadap perjuangannya dalam penanganan Covid-19

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jan 2021, 15:41 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin tentang pengadaan vaksin COVID-19. (Foto: jabarprov.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut banyak tenaga kesehatan yang mengeluh terhadap perjuangannya dalam penanganan Covid-19. Hal itu dikarenakan masih masih banyaknya perilaku masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan.

"Dan yang paling penting adalah perubahan perilaku. Saya melihat masih banyak sekali tenaga kesehatan mengeluh semua," kata dia dalam rapat kerja bersama dengan Komisi IX DPR RI, di Jakarta, Selasa (12/1/2021).

Dia mengatakan, sebagian tenaga kesehatan sudah berjuang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Tak sedikit juga dari mereka yang menjadi korban virus asal China tersebut.

"Mereka berjuang sebagian kecil juga sudah wafat. Tapi ternyata rakyat masih belum merasa penting untuk berubah perilakunya dan itu akan menekan tenaga kesehatan makin banyak yang terpapar makin banyak yang wafat," jelas dia.

Mantan Wakil Menteri BUMN itu juga meminta kepada orang tua, terutama ibu untuk senantiasa mengingatkan pentingnya terhadap protokol kesehatan di lingkungan keluarganya. Sebab, peran ibu menurut dia sangat berpengaruh dan akan didengar baik ayahnya dan juga anaknya.

"Waya kalau keluar rumah enggak pakai masker istri saya menegur. Kita pasti patuh ke istri. Jadi kalau bapak Ibu bisa menggerakkan istri-istri ini supaya bisa menjaga perilaku di keluarganya secara rasa ini yang paling tepat," ungkap Menkes.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menkes Usul Pasien Covid-19 Peroleh BLT

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. (Istimewa)

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (BGS) mengusulkan kepada Kementerian Keuangan agar memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat yang terpapar positif Covid-19. Hal itu dilakukan, mengingat banyak masyarakat yang terinveksi positif corona tidak mengaku, dengan alasan takut tidak bisa bekerja.

"Jadi saya nanti akan bicara dengan ibu Sri Mulyani kalau bisa orang yang teridentifikasi positif itu yang dikasih prioritas BLT baik dia maupun dan keluarganya," kata Menkes dalam rapat kerja bersama dengan Komisi IX DPR RI, di Jakarta, Selasa (12/1/2021).

Pemberian BLT itu nantinya tetap memprioritaskan kepada pasien Covid-19 yang memang masuk katagori kurang mampu. Dengan demikian, tidak ada lagi alasan mereka takut tidak bisa bekerja.

"Sehingga orang tidak takut kalau dia ternyata positif dia terisolasi yang nggak apa-apa karena dia tahu bahwa keluarganya tetap akan bisa dapat makan," jelas dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan bantuan tunai se-Indonesia tahun 2021. Bantuan ini dalam rangka membantu masyarakat mengatasi dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.

"Tahun 2021 ini penyaluran bansos akan terus kita lanjutkan dan dalam APBN 2021 telah kita siapkan anggaran ini anggarannya sebesar Rp110 triliun untuk seluruh penerima dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, dalam rangka membantu masyarakat mengatasi dampak pandemi Covid-19 bantuan ini kita mulai hari ini disalurkan kepada 34 provinsi," katanya di Istana Negara, Jakarta, Senin (4/1).

Hari ini di awal 2021 saya meluncurkan langsung bantuan tunai se-Indonesia pada masyarakat penerima sekali lagi untuk program keluarga harapan, program sembako dan bantuan sosial tunai," sambungnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya