Ratusan Burung Mati Misterius, Berjatuhan di Jalanan Roma Usai Tahun Baru 2021

Tiba-tiba ratusan burung mati misterius di Roma usai perayaan Tahun Baru 2021. Fenomena apa?

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jan 2021, 18:35 WIB
Burung Jalak terbang di langit Roma, Italia (20/12/2019). Burung jalak kerap terbang secara bergerombol dalam formasi yang sangat indah di langit. (AFP Photo/Tiziana Fabi)

Liputan6.com, Roma - Pasca-perayaan Tahun Baru 2021, beredar di media sosial foto dan video yang menunjukkan ratusan burung mati misterius. Bangkainya berjatuhan di tengah jalan Roma, memicu segala macam teori konspirasi.

Seperti diberitakan Oddity Central, yang dikutip Rabu (13/1/2021), foto dan video tersebut menunjukan ratusan burung mati tergeletak di sekitar stasiun kereta Termini, Roma, Italia, pada malam Tahun Baru 2021.

Walau belum dapat dipastikan penyebab misteri kematian para burung tersebut, kelompok penyayang hewan menyalahkan pertunjukan kembang api tradisional sebagai penyebab tragedi misterius ini.

Walaupun ibu kota Italia telah mengumumkan larangan kembang api saat Tahun Baru 2021, sebagian besar dari masyarakat mengabaikan larangan tersebut.

Karena insiden menyedihkan ini, organisasi perlindungan hewan OIPA (International Animal Protection Organization) Italia menyerukan larangan nasional, atas penjualan kembang api dan petasan untuk penggunaan pribadi.

VIDEO: Ratusan Burung Mati Misterius Berserakan di Jalanan Italia


Kembang Api Menjadi Tersangka Utama

Ilustrasi Foto Petasan (iStockphoto)

"Saya sedang bertugas selama jam kerja ketika saya melewati Cavour, sebuah jalan dekat stasiun kereta api pusat," kata Diego Fennichia, seorang supir taksi dari Roma, kepada Mail Online.

"Awalnya saya tidak mengerti apa yang ada di tanah, kemudian saya menyadari bahwa mereka adalah burung yang sudah mati, dan jumlahnya ratusan. Pemandangan yang sangat buruk," katanya.

Fennichia terus menjelaskan bahwa ia melewati jalan tersebut pada pukul 00.40, beberapa saat setelah pertunjukan kembang api dimulai.

"Saya bukan ilmuwan atau dokter hewan, jadi saya tidak bertanggung jawab untuk mengatakan dengan pasti bahwa itu alasannya," lanjutnya setelah mengatakan bahwa ia sempat berpikir bahwa kembang api mungkin menjadi penyebab kejadian tersebut.

Kecurigaan Fennichia lalu dilanjutkan oleh juru bicara OIPA, Loredana Diglio, ketika ia menjelaskan bahwa ada beberapa cara burung bisa mati karena akibat dari pertunjukan kembang api yang nyaring dan terang.

"Bisa jadi mereka mati karena ketakutan," kata Diglio. "Mereka bisa terbang bersama dan saling bertabrakan, atau menabrak jendela atau kabel listrik. Jangan lupa, mereka juga bisa mati karena serangan jantung."

Walaupun kembang api masih menjadi tersangka dalam kasus ini, foto dan video burung-burung mati tersebut berhasil menjadi berita utama selama beberapa hari. Kejadian misterius ini bukanlah yang pertama, beberapa tahun yang lalu, hampir ada 5.000 burung yang ditemukan mati di tepi danau di India.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya