Liputan6.com, Jakarta - Usia menjadi musuh utama seluruh atlet, termasuk pesepak bola. Namun Kazuyoshi Miura memilih berdamai dengannya dan tetap bertahan sebagai pemain profesional hingga rambut sudah memutih.
Senin 11 Januari 2021, King Kazu --julukan Kazuyoshi Miura-- memperpanjang kontrak dengan Yokohama FC. Dengan demikian, saat Liga Jepang atau J League kembali bergulir 26 Februari nanti, pria asal Shizuoku bakal tampil di usia 54 tahun dan menjadi pemain profesional tertua di Jepang.
Advertisement
Kazuyoshi Miura merupakan warisan kebangkitan sepak bola Jepang era1990-an yang bertahan hingga kini. Pada 1993, pria kelahiran 26 Februari 1967 itu adalah sosok idola. Posternya tersebar, di kamar bocah-bocah Jepang yang kala itu mulai terjangkit demam si kulit bundar.
Pamor Miura melesat seiring keberhasilannya membawa Verdy Kawasaki menjuarai J-League pada 1993 dan 1994. Ketajaman Miura kala itu membuat sosoknya sangat menonjol di kalangan suporter.
Di level timnas, Miura pernah memenangkan Piala Asia pada tahun 1992. Sayang, dia gagal ambil bagian saat Jepang menjalani debut di putaran final Piala Dunia yang berlangsung di Prancis, enam tahun kemudian. Selama memperkuat Jepang, King Kazu mengemas 55 gol dari 89 laga.
Tidak hanya di Jepang. Pamor Miura juga sohor hingga ke Eropa. Kaki emasnya membawa King Kazu merasakan salah satu kompetisi elite di Eropa, Serie A, bersama Genoa pada tahun 1993.
Petualangannya juga sempat berlanjut ke Kroasia dan Australia. Namun sejak 2005, Miura memutuskan untuk bergabung dengan Yokohama FC dan bertahan di sana hingga saat ini.
Miura sekarang tentu berbeda dari Miura era 90-an. Jejak usia sudah sulit disembunyikannya. Wajah yang berkeriput dan rambut yang kian memutih menjadi penanda waktu yang sudah dilalui.
Ketajaman Miura juga sudah jauh menurun. Pada tahun 2020 lalu, Miura hanya tampil 4 kali dan tidak mencetak gol sama sekali. Gol terakhir dicetaknya pada 2017 saat Yokohama FC masih di divisi kedua Liga Jepang. Saat itu Miura ikut menjebol gawang Thespakusatsu Gunma dan mengantarnya sebagai pesepak bola tertua yang mencetak gol di liga profesional Jepang pada usia 50 tahun 14 hari.
Namun cerita Miura tidak terhenti pada pergerakan kakinya yang kian melambat. Kisah pemain bernomor punggung 11 ini justru abadi lewat perjalanan kariernya yang tak mudah. Cerita tentang kerja keras dalam mewujudkan mimpi yang telah dilakukan justru saat usianya masih sangat muda.
Ya, sebelum mencapai era kejayaannya, Miura terpaksa meninggalkan kampung halaman dan sekolahnya di Shizuoka Gakuen High School demi mewujudkan mimpinya sebagai pesepak bola. Saat itu usianya baru 15 tahun. Sendirian, dia nekat bepergian ke Brasil untuk menjadi pemain profesional.
Kerja kerasnya akhirnya membuahkan hasil. Pada tahun 1986, dia direkrut oleh tim usia muda Clube Atlético Juventus sampai akhirnya mendapat kontrak profesional pertama bersama Santos. Dia sempat memperkuat beberapa klub Brasil lainnya sebelum kembali ke Jepang pada tahun 1990.
Usia lambat laun mengikis tenaga dan kecepatan Miura. Namun tekad yang kuat untuk tetap bertahan di liga profesional membuat Miura masih pantas menyandang julukan King Kazu--sebutan yang selama ini diberikan kepada Kazuyoshi Miura merujuk pada semangat yang ditunjukkan di atas lapangan.