Donald Trump Minta Damai Usai Kerusuhan Capitol Hill

Donald Trump meminta semua pihak damai usai kerusuhan di Capitol Hill. Ia juga menolak proses pemakzulan yang baru.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 13 Jan 2021, 09:30 WIB
Massa pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkumpul di luar Capitol Hill, Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021). Sejumlah anggota parlemen dan massa pendukung Donald Trump menyerbu Capitol Hill untuk membatalkan pemilihan presiden Amerika Serikat. (AP Photo/Shafkat Anowar)

Liputan6.com, Houston - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump muncul di Texas setelah kerusuhan Capitol Hill pada 6 Januari 2021. Donald Trump membela diri atas kerusuhan yang terjadi, meminta damai, serta mengecam langkah pemakzulan.

Menurut Donald Trump, proses pemakzulan dapat merusak perdamaian yang terjadi. Ia juga meminta pendukungnya menghormati penegak hukum.

"Ini adalah waktunya untuk perdamaian dan ketenangan," ujar Donald Trump pada Selasa waktu setempat, seperti dilaporkan AP News, Rabu (13/1/2021).

Trump juga membantah retorikanya dianggap menyulut kerusuhan. Ia mengklaim semua orang menyebut ucapannya sangatlah pantas.

Lebih lanjut, Trump membandingkan kerusuhan Capitol Hill dengan demo Black Lives Matter yang lebih besar pada tahun lalu serta menyebabkan kekerasan di Seattle dan Portland. Axios melaporkan kerugian materil dari demo tersebut menembus US$ 1 miliar.

Terkait masalah pemakzulan, Donald Trump berkata langkah dari Partai Demokrat bisa menyebabkan rasa sakit dan perpecahan yang besar.

"Hal itu menyebabkan kemarahan besar dan perpecahan dan rasa sakit yang lebih besar dari yang kebanyakan orang akan pahami, hal itu sangat berbahaya bagi AS, terutama pada waktu yang rentan ini," ujar Donald Trump.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Partai Demokrat Lanjutkan Proses Pemakzulan Jilid II

Massa pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump memanjat dinding barat Capitol Hill, Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021). Seorang pria juga dilaporkan dalam kondisi kritis setelah jatuh dari perancah di Capitol Hill. (AP Photo/Jose Luis Magana)

Kongres Demokrat pada Senin (11/1) secara resmi memulai proses pemakzulan Presiden Donald Trump untuk kedua kalinya yang bersejarah, menuduhnya "menghasut pemberontakan" atas penyerbuan mematikan yang dilakukan para pendukungnya di Capitol Hill, AS.

Langkah itu--yang mengancam untuk melemahkan ambisi politik masa depan presiden satu periode--dapat membuat puncak ingar-bingar dari empat tahun kontroversi menjelang pelantikan Joe Biden pada 20 Januari. Demikian seperti mengutip Channel News Asia, Selasa (12/1).  

Demokrat memperkenalkan resolusi di Dewan Perwakilan Rakyat yang menyerukan Wakil Presiden Mike Pence dan kabinet untuk mencopot Trump karena tidak layak untuk jabatan di bawah Amandemen ke-25 Konstitusi AS.

Namun, Partai Republik segera memblokir adopsi tersebut dan Demokrat menindaklanjuti dengan memperkenalkan artikel pemakzulan Trump untuk "hasutan pemberontakan".

Pembicara Nancy Pelosi mengecam House Republicans, menuduh mereka memungkinkan "tindakan penghasutan yang tidak tertahankan, tidak stabil, dan gila untuk terus berlanjut."

"Keterlibatan mereka membahayakan Amerika, mengikis demokrasi kita, dan itu harus diakhiri," katanya dalam sebuah pernyataan.


Amandemen ke-25

Massa pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba di pintu masuk samping Capitol Hill, Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021). Sejumlah polisi DC pun jadi korban, mereka dibawa ke rumah sakit setelah terkena semprotan merica. (AP Photo/Julio Cortez)

DPR sekarang dijadwalkan untuk memberikan suara pada Selasa malam atas permintaan Pence dalam meminta Amandemen ke-25, dan Pelosi akan memberinya waktu 24 jam untuk menanggapi.

Setelah itu, kata dia, Demokrat akan maju dengan pemungutan suara pemakzulan.

Biden belum secara terbuka mendukung pemakzulan. 

Tetapi di Delaware, di mana presiden terpilih menerima dosis kedua dari vaksin COVID-19, dia mengatakan kepada wartawan: "Saya sudah jelas bahwa Presiden Trump tidak boleh menjabat. Titik." 

Apabila Donald Trump sukses dimakzulkan, maka ia tidak akan bisa mencalonkan diri sebagai capres AS pada 2024. 


Infografis Kerusuhan Capitol Hill:

Infografis Rusuh di Capitol Hill AS. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya