Vaksinasi COVID-19 di Jabar, Direstui Kelompok Lintas Agama dan Profesi Kesehatan

Rencana vaksinasi COVID-19 perdana bagi tenaga kesehatan yang dilaksanakan esok (14/01/2021) di tujuh daerah yakni Kota Bandung, Bekasi, Bogor, Depok, dan Cimahi, serta Kabupaten Bandung dan Bandung Barat memperoleh dukungan dari berbagai kelompok masyarakat.

oleh Arie Nugraha diperbarui 13 Jan 2021, 20:00 WIB
Petugas kesehatan menyuntik pasien saat simulasi vaksin COVID-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10/2020). Pemkot Depok menggelar simulasi vaksin COVID-19 dalam rangka persiapan vaksinasi yang rencananya akan dilaksanakan bulan November 2020. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Bandung - Rencana vaksinasi COVID-19 perdana bagi tenaga kesehatan yang dilaksanakan esok (14/01/2021) di tujuh daerah yakni Kota Bandung, Bekasi, Bogor, Depok, dan Cimahi, serta Kabupaten Bandung dan Bandung Barat memperoleh dukungan dari berbagai kelompok masyarakat.

Dukungan juga datang dari kelompok lintas agama dan profesi kesehatan. Menurut Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Daerah Jawa Barat (MUI Jabar), KH. Badruzzaman, pelaksanaan vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu upaya manusia dalam proses penyembuhan, selain berdoa kepada Allah SWT yang menciptakan penyakit.

"Yaitu mengikuti apa yang disarankan pihak yang kompeten di bidang kesehatan. MUI Jabar juga akan menyosialisasikan tentang vaksinasi, mulai provinsi hingga desa. Semoga (program vaksinasi) ini diridhoi," ujar Badruzzaman.

Sementara itu pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta yang juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU), KH. Abun Bunyamin mengatakan vaksin diperlukan demi kemaslahatan umat. Abun yakin apa yang dilakukan pemerintah dan proses vaksinasi sangat dibutuhkan masyarakat untuk kemaslahatan.

Sama halnya pendapat yang dilontarkan oleh Sekretaris PW Muhammadiyah Jabar, Jamjam Erawan, pihaknya mengapresiasi upaya Pemerintah Daerah Provinsi Jabar dalam melawan pandemi. Namun, Jamjam mengingatkan bahwa vaksinasi saja tidak cukup untuk menghentikan pandemi COVID-19.

"Muhammadiyah Jabar mendukung (vaksinasi), sesuai arahan Muhammadiyah pusat beri dukungan kepada pemerintah untuk mencegah COVID-19. Pandemi tidak semata-mata selesai oleh vaksin. Meski sudah vaksinasi, diharapkan tetap ketat dalam penegakan 3M dan 3T," ucap Jamjam.

Sedangkan Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Bandung, Romo FX Wahyu Tri Wibowo mengatakan, Gereja Katolik Keuskupan Bandung juga berterima kasih atas inisiatif dan kerja sama untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.

Wahyu mengaku seluruh paroki telah berkampanye tentang protokol kesehatan dan memutus rantai penyebaran. Wahyu mengaku senang kelompoknya diajak bersama bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat.

"Kita mulai (vaksinasi) bersama, ini akan menjadi gambaran, agar warga Jabar tidak takut menerima vaksin. Kami siap mendukung, arahan gubernur akan kami sosialisasikan kepada umat Katolik di Keuskupan Bandung," ungkap Wahyu.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Dukungan dari Organisasi Profesi Kesehatan

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jabar, Dr. Eka Mulyana menegaskan, pihaknya termasuk para dokter di 27 kabupaten dan kota se-Jabar yang berjumlah 25 ribu lebih pun siap mendukung pelaksanaan vaksinasi di Jabar mulai 14 Januari mendatang.

Eka menegaskan terdapat tiga poin penting dalam proses vaksinasi COVID-19 yaitu aman, daya lindung, dan halal. Ketiganya sudah terpenuhi baik dari MUI maupun BPOM.

"Kami didukung pengurus (IDI) pusat akan mendukung penuh menyukseskan vaksinasi. Terkait masih adanya respons negatif atau ketakutan, kami rilis webinar di 27 kabupaten dan kota mengenai isu terkini terkait vaksinasi ini," kata Eka yang juga relawan vaksinasi COVID-19 Bio Farma.

Sementara itu, Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Jabar, Marion Siagian menjelaskan skema pemberian vaksin yang rencananya akan digelar di RS Hasan Sadikin Kota Bandung.

Marion menjelaskan seluruh undangan disampaikan lewat pesan singkat (SMS). Nantinya yang memperoleh undangan, akan dapat elektronik tiket.

"Pada hari-H, sampai ke fasyankes, tunjukan elektronik tiket ke Meja 1 'Pendaftaran'. Selesai verifikasi, sampai Meja 2 skrining, anamnesis, pemeriksaan fisik sederhana dan identifikasi kondisi penyakit penyerta. Kalau ada peserta yang ditunda, akan dijadwalkan pada vaksinasi berikutnya. Tidak dibatalkan, tapi ditunda," tukas Marion.

Marion menjelaskan saat memasuki Meja 3, vaksinasi sesuai prinsip penyuntikan yang aman. Terakhir di Meja 4 dilakukan observasi selama 30 menit, memonitor KIPI, penyuluhan 3M, dan pemberian kartu vaksinasi.

Marion menambahkan, nomor, jenis, dan batch vaksin masing-masing orang yang divaksin akan dicatat. Bila ada reaksi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), bisa diketahui vaksin mana yang didapat. Saat ini, terdapat 1.483 orang vaksinator atau tenaga penyuntikan di Jabar dan tengah dilatih sebanyak 9.503 orang.

"Semoga pelaksanaan (vaksinasi) berjalan baik. Makan atau sarapan lebih dulu, cukup istirahat, dan harus sehat," harap Marion.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, Dewi Sartika menjelaskan, vaksin untuk Tahap I Termin I sudah tiba di masing-masing kabupaten dan kota penerima. Di Tahap I Termin I, sasaran vaksinasi sebanyak 74.760 SDM Kesehatan fasyankes.

Berikutnya, di Tahap I Termin II untuk vaksinasi pada Februari 2021, Jabar akan menerima alokasi vaksin Sinovac sebanyak 160 ribu dosis untuk 27 kabupaten dan kota. (Arie Nugraha)


Infografis

Infografis 4 Manfaat Penting Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya