Liputan6.com, Jakarta - Harga emas Antam atau PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam naik Rp 8.000 per gram menjadi Rp 965 per gram pada perdagangan, Rabu (13/1/2021). Sebelumnya, harga emas Antam di posisi Rp 957 ribu per gram.
Adapun harga buyback emas Antam naik Rp 10.000 menjadi Rp 849 ribu per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 849 ribu per gram.
Advertisement
Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 08.18 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.
Untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 10.000.000, sementara untuk ukuran 20 gram dijual Rp 19.360.000.
Antam menegaskan jika emas batangan ANTAM LM terjamin keaslian dan kemurniannya dengan sertifikat LBMA (London Bullion Market Association).
Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).
Berikut ini rincian harga emas Antam pada Rabu 13 Januari 2021:
* Pecahan 0,5 gram Rp 532.500
* Pecahan 1 gram Rp 965.000
* Pecahan 2 gram Rp 1.870.000
* Pecahan 3 gram Rp 2.780.000
* Pecahan 5 gram Rp 4.600.000
* Pecahan 10 gram Rp 9.145.000
* Pecahan 25 gram Rp 22.737.000
* Pecahan 50 gram Rp 45.395.000
* Pecahan 100 gram Rp 90.712.000
* Pecahan 250 gram Rp 226.515.000
* Pecahan 500 gram Rp 452.820.000
* Pecahan 1.000 gram Rp 905.600.000.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Emas Kembali Naik Usai Anjlok dalam Sepekan
Harga emas naik pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta) karena dolar AS dan imbal hasil Treasury menurun. Sementara prospek inflasi yang lebih tinggi didorong oleh lebih banyak stimulus fiskal AS memberikan dukungan lebih lanjut kenaikan harga logam mulia ini.
Dikutip dari CNBC, Rabu (13/1/2021), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1.848,31 per ounce. Pada hari Senin, harga menyentuh level terendah sejak 2 Desember.
Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,4 persen pada USD 1.844,20.
"Kesediaan investor untuk membeli utang AS meningkatkan kepercayaan pada aset AS karena saham menguat dan dolar tergelincir, keduanya membantu harga emas sedikit menguat," kata Tai Wong, Kepala Perdagangan Derivatif Logam Dasar dan Mulia di BMO.
Indeks dolar tergelincir 0,3 persen terhadap mata uang lain, sementara imbal hasil treasury AS 10-tahun turun ke sesi terendah 1,146 persen setelah lelang 10 tahun yang kuat.
“Akan ada paket stimulus besar yang harus mendukung pasar emas, tidak hanya dapat merangsang permintaan tetapi juga mendorong ide-ide dari beberapa masalah inflasi harga,” kata Analis Senior Kitco Metals Jim Wyckoff.
Presiden terpilih AS Joe Biden mengatakan orang Amerika membutuhkan lebih banyak bantuan ekonomi dari pandemi COVID-19 dan bahwa dia akan menyampaikan rencana yang menelan biaya triliunan dolar.
Emas umumnya dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang dapat dihasilkan dari stimulus yang meluas.
Namun, imbal hasil obligasi yang lebih tinggi telah menantang status itu baru-baru ini karena meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Sementara emas masih rentan dalam jangka pendek terhadap kenaikan dolar dan imbal hasil, "gambaran makro masih positif untuk emas," kata Nicholas Frappell, manajer umum global di ABC Bullion.
Selain harga emas, harga perak naik 2,3 persen menjadi USD 25,49 per ounce. Harga platinum naik 3,3 persen menjadi USD 1.065,42 dan paladium naik 0,4 persen menjadi USD 2.381,18.
Advertisement
Terus Turun, Harga Emas Diprediksi di Bawah USD 1.800 per Ounce Pekan Ini
Harga emas pada pekan ini diprediksi akan berada di bawah USD 1.800 per ounce. Akan sulit melihat harga emas menembus USD 1.800 pada pekan ini.
Tidak menutup kemungkinan harga emas akan berada di level USD 1.770.
"Saya ingin melihat emas di sekitar USD 1.850. Kita sudah melihat emas turun tepat di bawah USD 1.770. Saya akan kaget jika melihat harganya nanti tembus USD 1.800. Anda akan melihat bahwa pada akhirnya harga emas akan stabil," kata analis pasar OANDA, Edward Moya, seperti dikutip dari Kitco pada Senin (11/1/2020).
Co-director di Walsh Trading, Sean Lusk, menambahkan bahwa penurunan ke USD 1.850 telah terjadi pada Desember lalu, dan kemungkinan juga akan kembali terjadi.
Banyak penjualan pada Jumat pekan lalu bersifat teknis. Harga emas di USD 1.800 harus bertahan karena itu adalah level terendah pada pertengahan Desember 2020.
"Pergerakan turun ke bawah USD 1.800 akan menjadi penurunan sekira 5 persen untuk tahun ini," kata Lusk.
Harga emas pada Jumat (8/1/2021) mengalami penurunan. Meskipun terjadi kerugian, analis memperkirakan pergerakan yang lebih rendah mungkin belum berakhir.
Hal ini sebabkan beberapa faktor, yang salah satunya terkait pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS.
"Ada ketakutan besar bahwa kepemilikan ETF akan turun karena Presiden terpilih Joe Biden diprediksi akan lebih berhasil menekan pandemi Covid-19. Emas melihat penjualan teknis yang intens," kaya Moya.