Liputan6.com, Jakarta - Dalam kecelakaan pesawat terbang Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, petugas tim gabungan mencari korban jiwa, serpihan pesawat, dan black box.
Dikutip dari FlightRader24, black box adalah perekam penerbangan atau flight recorder yang mencatat semua data selama penerbangan. Black box menjadi kunci utama untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya kecelakaan pesawat terbang.
Advertisement
Data yang tersimpan dalam alat perekam bisa membantu penyelidik kecelakaan penerbangan (Air Crash Investigators) untuk membuat rekonstruksi video komputer penerbangan dan menggambarkan terkait penanganan pesawat sebelum kecelakaan.
Jadi apa sebenarnya black box dan bagaimana peranannya dalam investigasi kecelakaan? Berikut ulasannya dirangkum dari FlightRader24:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Apa Itu Black Box?
Black box adalah komponen penting dalam pesawat yang digunakan dalam industri penerbangan sebagai perekam data penerbangan. Seperti dikutip dari FlightRader24, black box merupakan hard drive yang berfungsi untuk merekam semua riwayat dalam suatu penerbangan. Komponen penting dalam pesawat yang ditemukan oleh ilmuwan Australia, Dr David Warren ini, pertama kali diproduksi pada tahun 1957.
Meski dinamakan black box atau kotak hitam, sebenarnya komponen ini berwarna oranye. Tentu saja, warna oranye dipilih agar memudahkan petugas saat mencarinya. Sedangkan, penamaan black box sendiri berawal dari sejarah penggunaannya pada masa Perang Dunia II.
Advertisement
Cara Kerja Black Box
Black box sendiri digunakan untuk mengetahui informasi penyebab dari kecelakaan pesawat. Oleh karena itu, bagian ini tidak boleh sampai rusak atau hancur. Dikutip dari DW, black box dirancang sangat kuat dan mampu menahan banyak skenario kecelakaan tanpa mengalami kerusakan. Bahkan, black box mampu menahan benturan dinding beton dengan kecepatan 750 kilometer per jam.
Black box sendiri terdiri dari dua bagian, yakni Flight Data Recorder (FDR) dan Cookpit Voice Recorder (CVR). FDR berisi rekaman kecepatan, percepatan vertikal, aliran bahan bakar, dan ketinggian. Sedangkan, CVR berisi mengenai pembicaraan atau percakapan yang terjadi di kokpit selama penerbangan.
Di samping itu, black box juga memiliki perangkat Underwater Locator Beacon (ULB). Nantinya, perangkat tersebut akan aktif setelah perekam bersentuhan dengan air dan bisa mengirimkan sinyal dari kedalaman 14.000 kaki. Oleh karena itu, perangkat tersebut bisa membantu menemukan black box jika jatuh di kedalaman laut.
Apabila black box ditemukan, nantinya penyelidik akan membawa komponen tersebut ke laboratorium untuk mengunduh data di dalamnya. Setelah itu, akan mencoba merekonstruksi ulang semua peristiwa selama penerbangan. Meski begitu, proses ini membutuhkan waktu sekitar berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk menyelesaikannya.
Fungsi Black Box
Setelah terjadi kecelakaan pesawat, tim penyelidik akan selalu berusaha menemukan black box. Pasalnya, black box menjadi kunci utama untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan. Seperti dikutip dari Netgeotv, black box berfungsi untuk mencatat percakapan kru pesawat dan memonitor setiap suara yang terjadi pada kokpit.
Selain itu, black box juga mampu merekam seluruh kejadian sebelum terjadi kecelakaan, serta dapat memantau aksi lain yang dilakukan pesawat, seperti pergerakan flap pada sayap dan pengukur bahan bakar. Oleh sebab itu, dengan ditemukannya black box, para penyelidik akan menangkap suara seperti suara peringatan atau ping darurat yang dapat memudahkan penyelidikan.
Penulis: Jevi Nugraha
Sumber: Merdeka.com
Advertisement