Liputan6.com, Surabaya - Juan Setadi, Kakak kopilot Nam Air Fadly Satrianto yang turut jadi korban Sriwijaya Air yang jatuh perairan Kepulauan Seribu, mengaku berterima kasih setelah mendapatkan kabar jenazah sang adik telah ditemukan.
"Terima kasih Pak infonya," ujarnya kepada liputan6.com melalui pesan singkat, Selasa (12/1/2021) malam.
Advertisement
Dikonfirmasi mengenai rencana penjemputan jenazah sang adik, Juan mengaku masih belum mengetahui.
"Ini masih kami koordinasikan sama keluarga," ucapnya.
Sedangkan ditanya mengenai rencana pemakaman yang dilakukan kapan dan dimana, Juan kembali mengaku belum mengetahuinya.
"Belum pak. Monggo hubungi kami kembali," ujarnya.
Juan sebelumnya mengungkapkan Fadly Satrianto sosok sang adik sangat periang dan sangat dekat dengan kedua orang tuanya.
"Adik saya yang nomor tiga ini periang. Beliau paling rame dibanding kami semua dan paling dekat dengan ibu," ujarnya, Senin (11/1/2021).
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Airlangga tahun 2011 juga dikenang sebagai sosok yang pekerja keras dan tekun untuk meraih cita-citanya.
"Adik saya sangat pekerja keras. Dia dulu di Boeing menjadi kru kantor. Lalu mendapat kesempatan untuk pendidikan Boeing di tahun 2016-2017 sebagai co-pilot," ucapnya.
Dia juga mengaku bahwa adiknya tersebut sempat mengajak tiga generasi keluarga untuk berfoto bersama.
"Saya pribadi baru sadar setelah kejadian ini. Pada akhir bulan Desember beliau mengajak tiga generasi keluarga yang isinya cowok semua untuk berfoto bersama. Kami baru sadar ini mungkin firasat dari beliau," ujarnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Hilang Kontak
Saat kejadian, Fadly yang merupakan ekstra-kru pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terbang ke Pontianak dengan tujuan untuk mengendarai pesawat lainnya.
"Beliau sebagai kru-ekstra dan duduk di bangku nomor 40. Jadi beliau ini naik Sriwijaya dengan tujuan ke Pontianak untuk misi mengendarai pesawat lain dengan tujuan lain," ucapnya.
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pontianak mengalami kecelakaan, Sabtu (9/1). Sesaat setelah terbang, pesawat tersebut hilang kontak dengan menara kontrol.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC itu total membawa 12 kru dan 50 penumpang, tujuh di antaranya anak-anak dan tiga lainnya bayi. Hingga saat ini, bangkai pesawat tersebut masih dalam proses pencarian di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Advertisement