Liputan6.com, Jakarta - Saham-saham emiten farmasi pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Rabu (13/1/2021) justru melemah di tengah penguatan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pada penutupan sesi pertama, IHSG naik 32,92 poin atau 0,51 persen ke posisi 6.428,59. Indeks saham LQ45 naik 0,44 persen ke posisi 1.000,82. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Advertisement
Sebanyak 216 saham menguat. 248 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Total volume perdagangan 17,1 miliar saham. Nilai transaksi Rp 15,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 510,83 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.041.
Sebagian besar sektor saham menguat antara lain sektor saham tambang naik 3,28 persen, yang memimpin penguatan. Diikuti sektor saham industri dasar mendaki 1,39 persen dan sektor saham keuangan menanjak 0,65 persen. Sedangkan sektor saham barang konsumsi dan perdagangan masing-masing melemah 1,03 persen dan 0,16 persen.
Di tengah penguatan IHSG tersebut, saham-saham emiten farmasi melemah. Pelemahan saham emiten farmasi ini terjadi setelah menguat dalam awal pekan ini.
Saham PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) melemah 6,83 persen ke posisi Rp 1.910 per saham, saham PT Phapros Tbk (PEHA) tergelincir 6,82 persen ke posisi Rp 2.460 per saham, dan saham PT Indofarma Tbk (INAF) susut 6,81 persen ke posisi Rp 6.500 per saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Saham Emiten Farmasi
Lalu saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tergelincir 6,81 persen ke posisi Rp 6.500 per saham, saham PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) merosot 6,76 persen ke posisi Rp 1.380 per saham, saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) tergelincir 6,76 persen ke posisi Rp 3.450 per saham, dan saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) merosot 6,25 persen ke posisi Rp 1.575 per saham.
Advertisement