Liputan6.com, Jakarta - Proyek pembangunan industrial estate atau kawasan industri pertama di Kalimantan Timur turut menstimulasi penyediaan fasilitas infrastruktur lainnya.
PT DMS Propertindo Tbk (KOTA) melalui entitas anak perusahaan PT Accola Hotel Indonesia tengah menyiapkan kawasan hunian yang akan terintegrasi dengan area industri.
Advertisement
Pada tahap pertama, proyek ini akan menyediakan 350 unit camp. Camp dengan luas 5 hektar tersebut nantinya mampu menampung sekitar kurang lebih 1500 penghuni yang didominasi oleh ekspatriat.
"Pembangunan akan dimulai pada awal 2021, dengan mengusung konsep sustainable development," kata Sekertaris Perusahaan PT DMS Propertindo Tbk Haryadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (13/1/2021).
Beragam akses dan fasilitas sudah dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan para penghuni. Mulai dari fasilitas ibadah, kuliner, hingga hiburan. Tak ketinggalan, gym serta jogging track sebagai sarana olahraga penunjang. Sehingga hunian tersebut mampu menjadi kawasan mandiri yang mengakomodir keperluan para pekerja dan juga keluarganya.
Nama DMS sendiri memiliki makna ‘Dream, Masterpiece, Sustainable’. Bermula dari sebuah mimpi dan ambisi untuk menciptakan mahakarya yang berkelanjutan.
Proyek ini menjadi salah satu implementasi misi dari PT DMS Propertindo, yakni meningkatkan kualitas hidup dari komunitas dan berkontribusi dalam pembangunan negara di masa depan.
Didirikan pada 2011, PT DMS Propertindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan properti, perhotelan dan jasa manajemen hotel.
PT DMS Propertindo berkomitmen memberikan layanan yang sesuai dengan perubahan dan kebiasaan konsumen. Pada 2019 PT DMS Propertindo melakukan pencatatan di Bursa Efek Indonesia dengan kode perdagangan KOTA.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kawasan Industri Batang Bakal Jadi Lokasi Produki Baterai Mobil Listrik
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan sebagian proyek pemgembangan industri baterai listrik akan berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah yang sudah ditinjau oleh Presiden Jokowi pada akhir Juni lalu.
“Kawasan industri seluas 4.300 ha ini merupakan percontohan kerjasama pemerintah dan BUMN dalam menyediakan lahan yang kompetitif dari sisi harga, konektivitas, dan tenaga kerja,” kata kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dalam Keterangan Pers Kepala BKPM Tentang Investasi Baterai Listrik LG Energy Solution, Rabu (30/12/2020).
Rencananya, sebagian baterai yang dihasilkan dari proyek ini akan disuplai ke pabrik mobil listrik pertama di Indonesia yang sudah lebih dahulu ada dan dalam waktu dekat akan segera memulai tahap produksi.
Jelasnya, pengembangan industri baterai listrik terintegrasi merupakan langkah konkret yang sesuai dengan target Presiden Jokowi untuk mendorong transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju 2045. Hilirisasi pertambangan adalah salah satu wujud transformasi tersebut.
“Indonesia akan naik kelas dari produsen dan eksportir bahan mentah menjadi pemain penting pada rantai pasok dunia untuk industri baterai kendaraan listrik, dimana baterai memegang peranan kunci, bisa mencapai 40 persen dari total biaya untuk membuat sebuah kendaraan listrik,” jelasnya.
Sementara dalam realisasi investasi proyek, perusahaan patungan ini akan memprioritaskan bekerjasama dengan pengusaha nasional, pengusaha nasional yang ada di daerah dan UKM (Usaha Kecil dan Mikro) lokal yang memiliki kapabilitas dan kapasitas dalam setiap rantai pasok.
“Dengan demikian diharapkan dapat menggerakkan perekonomian nasional yang berdampak positif bagi daerah,” ujarnya.
Sehingga investasi ini akan menjadi model kolaborasi komplet yang melibatkan perusahaan asing dengan reputasi global, BUMN yang mumpuni, dan pelaku ekonomi swasta nasional/daerah yang kuat.
Advertisement