Liputan6.com, Jakarta - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi ke level 6.880 hingga akhir 2021. Hal ini ditopang sentimen positif terkait vaksinasi COVID-19 dan pemulihan ekonomi yang membangkitkan optimisme dari investor.
"Target indeks di akhir 2021 kita adalah 6.880. Kita melihat ini dengan mudah bisa tercapai," ujar Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Hariyanto Wijaya dalam siaran pers - Mirae Asset Media Day di Jakarta, Rabu (13/1/2021).
Sementara dana investor asing yang masuk ke Indonesia, Hariyanto mengatakan juga ada tren penguatan yang masih akan terus berlangsung.
Hal ini menimbang terpilihnya Joe Biden sekaligus senat yang berasal dari partainya di Georgia. Dengan begitu memudahkan Biden untuk menerapkan kebijakannya. Salah satunya tentang kenaikan pajak.
Baca Juga
Advertisement
"Biden sendiri akan menaikkan pajak cukup tinggi di AS. Namanya investor akan selalu mencari return, mereka akan menghindari pajak yang besar,” kata Hariyanto.
Dengan begitu, investor akan melirik pasar di pasar berkembang, seperti Indonesia. Hariyanto menuturkan, Indonesia memiliki potensi besar, karena dari sisi valuasi masih cukup murah dibandingkan pasar berkembang lainnya.
Selain itu, dari sisi return and equity Indonesia juga cukup besar. Serta dari sisi pertumbuhannya, Hariyanto mengatakan Indonesia adalah salah satu yang paling bagus.
"Jadi kita melihat bahwa foreign inflow ini akan terus berlanjut di 2021. Dan saya perkirakan ini akan menjadi positif inflownya akan net buy,” pungkas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Penutupan IHSG pada Sesi I
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bertahan di zona hijau pada sesi pertama perdagangan saham, Rabu 13 Januari 2021. Penguatan IHSG terjadi di tengah sentiment vaksinasi COVID-19.
Mengutip data RTI, IHSG naik 32,92 poin atau 0,51 persen ke posisi 6.428,59. Indeks saham LQ45 menguat 0,44 persen ke posisi 1.000,82. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
Ada 216 menghijau sehingga membuat IHSG bertahan di zona hijau. Namun, 248 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Total frekuensi perdagangan saham 1.200.283 kali dengan volume perdagangan 17,1 miliar saham. Nilai transaksi Rp 15,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 510,83 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah 14.058.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham barang konsumsi turun 1,03 persen dan sektor perdagangan melemah 0,16 persen. Sektor saham tambang menguat 3,28 persen, dan memimpin penguatan. Diikuti sektor industri dasar naik 1,39 persen dan sektor keuangan menguat 0,65 persen.
Saham-saham catatkan top gainers atau naik signifikan antara lain saham KIOS menguat 34,48 persen ke posisi Rp 234 per saham, saham PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) mendaki 25 persen ke posisi Rp 500 dan saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) mendaki 24,90 persen ke posisi Rp 1.580 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain RONY merosot 7 persen ke posisi Rp 186 per saham, saham BBYB tergelincir 6,99 persen ke posisi Rp 346 dan saham CSMI merosot 6,98 persen ke posisi Rp 600 per saham.
Investor asing masih memburu saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Tercatat aksi beli investor asing untuk saham BBRI mencapai Rp 313,4 miliar, diikuti PT Indah Kiat and Pulp Paper Tbk yang mencapai Rp 71 miliar, dan PT Astra International Tbk sebesar Rp 66,8 miliar.
Investor asin beli PT Bank Mandiri Tbk sebanyak Rp 63,6 miliar, dan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mencapai Rp 39,7 miliar.
Bursa saham Asia cenderung menguat kecuali indeks saham Shanghai melemah 0,09 persen dan indeks saham Hong Kong Hang Seng susut 0,03 persen.
Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 1,33 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,06 persen, indeks saham Thailand menanjak 1 persen, indeks saham Singapura menguat 0,47 persen dan indeks saham Taiwan menguat 1,58 persen, dan pimpin penguatan di bursa Asia.
Advertisement