Liputan6.com, Surabaya - Ayah Kopilot Fadly Satrianto, Sumarzen Marzuki mengungkapkan bahwa jasad anaknya sudah teridentifikasi melalui DNA dari dirinya dan ibunya.
"Kami diminta ke sana tadi pagi tapi saya memberi kepercayaan kepada keponakan kami di Jakarta," ujarnya, Rabu (13/1/2021).
Advertisement
Dia mengatakan, sekitar pukul 08.00 WIB, dirinya sudah mengklarifikasi ke Rumah Sakit (RS) Polri di Kramat Jati, jenazah putranya bisa diambil tapi sehari sebelumnya harus konfirmasi terlebih dahulu karena ada dokumen yang harus dilengkapi dan dibutuhkan rumah sakit.
"Kami akan ambil secepatnya, mulai hari ini kami minta kepada orang kepercayaan (Keponakan) agar diinfokan. Kami akan ambil secepatnya. Hari ini diinformasikan secepatnya, bisa besok atau lusa, tentu menunggu konfirmasi dari RS Polri," ucapnya.
Dia menyampaikan, jenazah Fadly Satrianto putranya ini sudah diamankan dan kalau sudah bisa dinyatakan diambil maka mau diambil besok.
"Saya menginginkan kalau bisa diambil pagi-pagi, diterbangkan ke sini (Surabaya). Nanti yang akan menyiapkan segala sesuatunya itu dari perusahaannya Nam Air, tempat kerjanya ananda Fadly," ujarnya.
Dia menjelaskan, nanti di RS Polri Kramat Jati ada prosesi penyerahan dan di Bandara Juanda juga akan ada prosesi.
"Nanti yang nanggung sampai proses pemakaman dari perusahaan Nam Air. Tapi keluarga diminta rutenya ke mana saja," ucapnya.
"Tolong doakan mudah-mudahan besok bisa diambil, pagi hari, tapi itu semua keputusan di RS Polri. Karena persyaratannya itu banyak sekali," ujarnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dimakamkan di Keputih
Dia menyampaikan, dari Bandara Juanda bakal di bawa ke rumah duka dan akan disalatkan di masjid terdekat.
"Tapi kita hindari kerumunan dan terapkan protokol kesehatan supaya tidak menimbulkan klaster. Nanti pemakamannya di Keputih Sukolilo, titiknya sudah dapat di blok AA," ucapnya.
Dia berharap ini bisa terlaksana dengan baik, karena keinginan keluarga, almarhum Fadly ini lahir di Surabaya dan ari-arinya di daerah Perak Surabaya.
"Keinginan kami dimakamkan di sana karena supaya dekat dengan kakak-kakaknya yang rumahnya di sana. Neneknya juga di dekat-dekat situ. Ini memang permintaan kami dan gayung bersambut, dari pemerintah daerah, camat dan lurah tadi juga menanyakan mau dimakamkan di mana," ujarnya.
Advertisement