Stok Berlimpah karena Pandemi Covid-19, Harga Kopi Garut Melorot

Stok green beans yang menumpuk di gudang akibat Covid-19, diprediksi bakal memengaruhi harga serapan ceri kopi dari petai saat panen raya Maret mendatang.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 16 Jan 2021, 20:00 WIB
Ratusan ton kopi arabika Garut, Jawa Barat, terlihat masih terongok di salah satu gudang eksportir kopi Garut, akibat lesunya permintaan akibat Covid-19. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Ketua Paguyuban Koperasi Kopi Sunda Hejo Garut Hamzah Fauzi Nur Amin memprediksi harga beli atau serap ceri kopi Garut, Jawa Barat, pada musim panen raya tahun ini bakal turun dibanding tahun lalu.

"Stok tahun lalu masih melimpah di gudang sebab terhambat Covid-19," ujarnya Selasa (12/1/2021).

Menurutnya, melimpahnya stok green beans akibat Covid-19, ikut memengaruhi permintaan pasar dalam negeri, termasuk sektor ekspor kopi asal Garut tersebut.

"Akibat pandemi 90 persen omzet hilang, selain permintaan ekspor turun, kedai dalam negeri pun sepi," ujar dia.

Tak ayal ratusan ton green beans kopi asal Garut siap edar, terpaksa masih terongok di gudang akibat minimnya serapan pasar. "Kami belum memiliki solusi dilempar ke mana, sebab pasar global juga masih sepi," ujar dia.

Berdasarkan jadwal rutin petani, penyerapan kopi Arabika Garut biasa berlangsung interval Oktober-Maret tahun mendatang, sementara panen raya berlangsung pada April-Juni.

Sementara musim panen raya kopi Garut tahun ini diperkirakan maju sekitar Maret, akibat tingginya intensitas hujan.

"Kami sebenarnya dilematis, tidak diserap kasian petani, diserap pun bakal murah, sebab stok kami masih melimpah," ujar dia.

Tak mengherankan harga serapan ceri kopi dari petani bakal turun di angka Rp 5 - 6 ribu per kilo dibanding tahun sebelumnya di kisaran Rp9-9,5 ribu per kilogram.

Sementara untuk robusta tidak terlalu anjlok karena masih terserap kebutuhan konsumsi kopi dalam negeri untuk kopi saset. "Paling ceri robusta dibeli di angka Rp4 ribu dari sebelumnya Rp5 ribu per kilogram," ujar dia.

Saat ini, sekitar 95 persen stok gudang petani masih terisi green beans arabika, sementara sisanya atau sekitar lima persen hanya jenis robusta.

Sementara itu, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Ardhy Firdian menyatakan, untuk membantu petani kopi atas perkiraan menurunnya harga serapan ceri itu, pihaknya, bakal memberikan bantuan alat pengolahan kopi.

"Jika langsung membeli harga ceri, kita tidak bisa intervensi harga pasar secara langsung," ujar dia.

Selain pemberian alat pengolah ceri, untuk meningkatkan harga jual, ujar dia, pemerintah daerah bakal melakukan perluasan pasar bagi petani kopi Garut.

"Kami juga sudah menjajaki pabrik kopi Kapal Api, kemudian kedai keliling dan pasar lainnya," ujarnya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya