Ada Lockdown, Ekspor Nonmigas ke Arab Saudi Terkoreksi 13,5 Persen

Mendag menjelaskan ekspor nonmigas turun sebab sejak Februari atau Maret, Arab Saudi sudah menerapkan lockdown baik itu terhadap kunjungan bisnis dan wisata.

oleh Tira Santia diperbarui 13 Jan 2021, 20:10 WIB
Jemaah haji memilih gelang yang dipajang di sebuah toko di kota suci Makkah, Arab Saudi pada Selasa (6/8/2019). Puncak Ibadah haji masih beberapa hari lagi, namun jemaah sudah memborong aneka barang antara lain tasbih, baju, teko emas, kurma, sajadah, minyak wangi, dan lainnya. (FETHI BELAID/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mencatat total ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi periode Januari hingga Oktober 2020 hanya sebanyak USD 1,08 miliar atau terkoreksi sebesar 13,5 persen dibanding periode yang sama 2019.

“Kita Sementara untuk Januari-Oktober 2020 total perdagangan ekspor nonmigas kita ke Arab Saudi adalah USD 1,08 miliar ini terkoreksi 13,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Bisa dimaklumi karena ini karena permintaan yang turun di Arab Saudi,” kata Muhammad Lutfi dalam dalam Perjanjian Kerja Sama Optimalisasi UKM dalam Memenuhi Kebutuhan Jemaah Haji dan Umrah, Rabu (13/1/2021).

Mendag menjelaskan hal itu disebabkan sejak Februari atau Maret, Arab Saudi sudah menerapkan lockdown baik itu terhadap kunjungan bisnis dan wisata dan juga untuk kunjungan umrah.

Kendati begitu selama tahun periode tersebut Indonesia telah mengekspor produk unggulan ke Arab Saudi diantaranya, produk otomotif, produk ikan, sawit dan turunannya, produk kayu, karet, dan produk kertas.

“Barang penting kesana pertama adalah otomotif, minyak sayur jadi apa namanya vegetable oil ini termasuk disitu adalah minyak goreng kelapa sawit, ikan olahan, bumbu dan kertas ini juga sama diikuti oleh perhiasan menjadi dominasi utama Ekspor kita ke Saudi,” jelasnya.

Sementara untuk total ekspor nonmigas Indonesia ke Timur Tengah sebenarnya berjumlah USD 8,84 miliar pada Januari-Oktober 2020.

Adapun untuk meningkatkan total perdagangan ekspor non migas ke Arab Saudi, Kementerian Perdagangan melakukan penandatanganan Naskah Nota Kesepahaman dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Agama dan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) tentang optimalisasi peran usaha kecil dan menengah dalam memenuhi kebutuhan haji dan umrah.

“Nah dengan ditandatanganinya kesepakatan ini kami berusaha mungkin ini sebagai satu siklus ya kalau kita lihat, bagaimana produk Indonesia bisa menguasai pasar dengan baik, seperti produk mi instan Indomie karena banyaknya permintaan di sana,” pungkasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:


UMKM Indonesia Bakal Penuhi Kebutuhan Jemaah Haji dan Umrah di Arab Saudi

Jemaah haji memilih sajadah yang dipajang di sebuah toko di kota suci Makkah, Arab Saudi pada Selasa (6/8/2019). Puncak Ibadah haji masih beberapa hari lagi, namun jemaah sudah memborong aneka barang antara lain tasbih, baju, teko emas, kurma, sajadah, minyak wangi dan lainnya. (FETHI BELAID/AFP)

Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM melakukan penandatanganan Naskah Nota Kesepahaman dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Agama dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) tentang Optimalisasi Peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam Memenuhi Kebutuhan Haji dan Umrah.

“Pertama-tama kami mengapresiasi langkah konkret Kerja sama antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Agama, saya kira satu bentuk keberpihakan kita semua untuk pengembangan ekspor produk UMKM ke Timur Tengah,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam sambutannya, Rabu (13/1/2021).

Menurutnya kerja sama ini merupakan wujud optimisme di awal 2021 yang menunjukkan bahwa UMKM tetap bertahan di tengah pandemi covid-19 yang belum usai.

Oleh karena itu Kementerian Koperasi dan UKM mendorong partisipasi UKM dalam memenuhi kebutuhan Jemaah haji dan umrah, sebagai bagian upaya pemerintah untuk memulihkan ekonomi nasional dimana UMKM mendapatkan pasar yang lebih luas.

“Ini adalah bagian dari kolaborasi yang dilakukan antara lain dari dukungan pembiayaan, pelatihan, standarisasi dan sertifikasi, kurasi dan juga promosi termasuk akses terhadap pasar sebagaimana diatur dalam undang-undang Cipta Kerja,” ujarnya.

Lebih lanjut MenkopUKM menyebut sebagai permulaan terdapat 5 item produk yang akan disuplai oleh UMKM Indonesia yaitu sambal, kecap, kopi, teh dan gula. Tentunya UMKM Indonesia diwadahi sebagai subkontrak di Saudi Arabia oleh PT Sarana Portal Indonesia.

“Maka langkah kolaborasi ini merupakan kunci sukses untuk UMKM Indonesia untuk itu saya berharap kolaborasi antara Kementerian Lembaga bersama KADIN, Indonesia akan terus mengalami kemajuan UMKM,” jelasnya.

Selain itu MenkopUKM juga berharap produk UMKM Indonesia tidak hanya bisa memenuhi dan mensuplai kebutuhan Jemaah haji dan umrah saja, melainkan bisa mensuplai kebutuhan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri seperti di Hongkong, Taiwan, dan sebagainya.

“Ini bisa menjadi potensi besar dan bisa menjadi entry point kita untuk masuk pasar di luar negeri dari produk-produk UMKM terutama produk kuliner,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya