Nasihat Miliarder Termuda India Nikhil Kamath Soal Bisnis

Bersama saudara laki-lakinya, Nithin Kamath, keduanya sukses membangun platform perdagangan saham Zerodha dan menjadi miliarder.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jan 2021, 21:00 WIB
Nikhil Kamath. Dok Zedrodha

Liputan6.com, Jakarta Nikhil Kamath berhasil menyandang gelar miliarder termuda di usianya yang menginjak 34 tahun. Dia mampu memperoleh gelar tersebut pada akhir tahun lalu, sehingga dapat tergabung dengan Forbes India Rich List.

Bersama saudara laki-lakinya, Nithin Kamath, keduanya sukses membangun platform perdagangan saham Zerodha. Namun, dia sangat bersikeras bahwa hal itu tentu tidak mudah.

Perlu waktu yang tepat untuk memiliki peran besar dalam kesuksesan sekaligus penting bagi pengusaha untuk menyadarinya.

“Anda harus menyadari fakta bahwa akan selalu ada puluhan ribu orang yang lebih pintar, lebih pekerja keras, lebih mahir dalam memecahkan masalah dibandingkan Anda,” begitu kata Kamath, seperti melansir CNBC, Minggu (17/1/2021).

“Hal terbesar yang dapat Anda lakukan adalah tentang waktu, berada di tempat dan waktu yang tepat,” ujarnya.

1. Mengamati Tren Industri

Melihat dari pengalaman, Kamath berbicara tentang kegagalan berkarier sebagai seorang pecatur profesional.

Pria yang pernah berhenti sekolah dan memutuskan untuk berwirausaha ini kemudian bereksperimen dengan berbagai ide bisnisnya. Segalanya ia coba, mulai dari layanan laundry hingga penjualan ponsel bekas.

Namun, kesuksesan nyatanya hanya muncul dan terlihat saat dia meluncurkan Zerodha. Bisnis tersebut merupakan sebuah platform pialang yang disederhanakan pada tahun 2010 setelah mengidentifikasi celah di pasar untuk investor ritel.

“Seringkali kita menghabiskan waktu terlalu banyak untuk coba mencari tahu apa masalah yang akan kita selesaikan. Saya pikir untuk memperhatikan industri dan siklus jangka panjang yang mungkin dialami industri itu sangat penting, jika menginginkan perubahan industri,” ujar dia.

“Jika suatu industri diatur untuk mengukur dan berada di waktu yang tepat, saya pikir perluang perusahaan untuk maju dan sukses akan naik secara eksponensial,” lanjutnya.

 

Saksikan Video Ini


2. Paham Peluang yang Berkembang

Ilustrasi Miliarder. Unsplash/Mathieu Stern

Seiring berjalannya waktu, Kamath akhirnya memutuskan untuk memasuki pasar investasi di India. Tentu pada waktu yang tepat.

Industri jasa keuangan begitu berkembang di India selama beberapa tahun terakhir. Hal itu disebabkan karena pelanggan sebelumnya tidak membuka rekening bank sehingga para konsumen yang cerdas mencari investasi di luar aset tradisional, seperti emas dan properti.

Shailesh Lakhani, seorang direktur pengelola di perusahaan modal ventura Sequoia India mengatakan, pertumbuhan tersebut disebabkan kombinasi faktor, seperti infrastuktur keuangan yang lebih baik dan saluran distribusi digital baru, yang telah menghasilkan inovasi yang sempurna.

Pada tahun 2020, adanya pandemi pun telah mempercepat tren tersebut. Hal itu memicu terjadinya lonjakan global khususnya dalam investasi ritel.

Karena itu, Lakhani mengatakan teknologi keuangan akan menjadi salah satu bidang investasi yang paling berperan di India dalam beberapa tahun ke depan. Melihat setengah dari investasi perusahaan pada tahun 2019 dipegang oleh industri yang fokus di bidang teknologi keuangan.

3. Jadi Inovator yang Menginspirasi

Tak cukup hanya Zerodha, Kamath pun meluncurkan perusahaan jasa keuangan lain keduanya True Beacon di tahun 2019. Perusahaan tersebut befokus pada manajemen aset untuk para investor yang ingin mencapai kekayaan bersih yang tinggi.

“Di negara kami banyak anak muda yang usianya sekitar 28 tahun,” kata Kamath. Menurut Statista, usia rata-rata di India pada 2015 adalah 26-28 tahun.

“Banyak orang baru yang sangat tertarik dengan pasar keuangan. Dengan begitu, saya pikir akan ada banyak sekali peluang untuk industri di bidang fintech,” ujar Kamath.

Kamath mengatakan, di Amerika saja ada sekitar 90 persen masyarakat memiliki akses langsung maupun tidak langsung ke pasar keuangan.

“India cenderung melakukan apa yang dilakukan di Amerika, dengan jeda mungkin 10 atau 15 tahun. Jadi, saya berpikir akan adil untuk bertaruh bahwa kita pun akan ikut ke arah yang mereka lakukan,” ujarnya.

Lakhani memperingatkan, bagaimanapun pengusaha harus menganggap bisnsi bukan sebagai strategi menghasilkan uang secara cepat, tetapi permainan jangka panjang.

“Ini adalah peluang jangka panjang. Pengusaha akan memahami saat-saat di mana mereka harus berlari.

”Keduanya menyarankan untuk lebih fokus berbisnis dalam jangka panjang dan mencoba membangun bisnis yang berkelanjutan karena melihat pasar yang akan selalu kompetitif.

Selain itu, fokus pula pada pelanggan dan coba penuhi apa yang mereka inginkan. Itulah merupakan cara terbaik untuk bisa unggul khususnya dalam berbisnis dalam jangka panjang.

 Reporter: Aprilia Wahyu Melati

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya