8 Perkembangan Terkini Pencarian Sriwijaya Air SJ 182

Pada Rabu, 13 Januari 2021 kemarin, pencarian puing-puing maupun korban Sriwijaya Air SJ 182 sempat terkendala cuaca buruk.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 14 Jan 2021, 12:41 WIB
Seorang polisi berjalan di Posko Ante Mortem-DVI RS Polri Jakarta, Selasa (12/1/2021). Hingga saat ini, tim DVI masih mengumpulkan sampel DNA penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepualauan Seribu. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Pencarian puing-puing maupun korban Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu masih terus dilakukan.

Sayangnya, pada Rabu, 13 Januari 2021 kemarin, pencarian puing-puing maupun korban Sriwijaya Air SJ 182 sempat terkendala cuaca buruk.

Hal itu disampaikan Koordinator Lapangan Posko BMKG Jakarta International Container Terminal (JICT) Sugarin.

Dia mengatakan, cuaca buruk di lokasi pencarian pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ 182 terjadi sejak Rabu dini hari, 13 Januari 2021.

"Prediksi cuaca dari jam 01.00 WIB dini hari sampai malam. Jadi memang kondisi cuaca sejak pagi tadi, memang kondisinya angin kencang. Sehingga akan mengganggu kegiatan operasi SAR di lokasi kecelakaan pesawat," tutur Sugarin di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu, 13 Januari 2021.

Dan pada hari ini, Kamis (14/1/2021) memasuki hari keenam pencarian, Tim SAR berharap cuaca dapat bersahabat sehingga proses pencarian lebih mudah dilakukan.

"Semoga harapan kita hari ini cuaca bersahabat, kalau kita melihat di sekeliling kita cukup berawan dan berdasarkan perkiraan cuaca tadi pagi bahwa pagi ini terjadi hujan ringan di sekitar Jakarta. Namun siang hari cerah berawan mudah-mudahan," ujar Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman saat jumpa pers, Kamis (14/1/2021).

Berikut perkembangan terkini pencarian puing-puing maupun korban Sriwijaya Air SJ 182 dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sempat Diwarnai Cuaca Buruk

Tim SAR mengevakuasi kantong jenazah berisi puing, pakaian, dan bagian tubuh manusia pascajatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Temuan tersebut akan dibawa dan dikumpulkan ke Pelabuhan JICT II. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Kesiapsiagaan Basarnas Bambang Suryo Aji menyampaikan, tim SAR gabungan masih belum melanjutkan pencarian korban dan puing pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ 182 lantaran terkendala cuaca. Termasuk aktivitas seluruh kru penyelam.

"Saat ini mereka juga sudah berada di atas perahu karet masing-masing menunggu cuaca kondusif. Dari pagi sampai saat ini cuaca belum mendukung, sehingga operasi SAR ditunda dulu menunggu sampai dengan cuaca baik dan bisa mendukung sampai pelasanaan operasi penyelaman," tutur Suryo di Dermaga JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu, 13 Januari 2021.

Senada, Koordinator Lapangan Posko BMKG Jakarta International Container Terminal (JICT) Sugarin juga mengatakan, cuaca buruk di lokasi pencarian pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ 182 terjadi sejak Rabu dini hari, 13 Januari 2021. Akibatnya, operasi kemanusiaan Tim SAR hingga kini dihentikan sementara.

"Prediksi cuaca dari jam 01.00 WIB dini hari sampai malam. Jadi memang kondisi cuaca sejak pagi tadi, memang kondisinya angin kencang. Sehingga akan mengganggu kegiatan operasi SAR di lokasi kecelakaan pesawat," tutur Sugarin.

Menurut Sugarin, kondisi cuaca yang kurang bersahabat terdeteksi terus menurun. Sebab itu, ada kemungkinan pencarian Sriwijaya Air akan bisa dimulai kembali hari ini.

"Trennya, satu hari ini sampai malam trennya akan menurun. Sehingga nantinya akan memudahkan tim SAR untuk evakuasi. Kondisi cuaca juga berawan dan potensi hujan ringan," jelas Sugarin.

 


KNKT Unduh Data Kotak Hitam

Kondisi Black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu di Dermaga JICT, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Black box yang terdiri dari dua kombinasi perangkat yaitu CVR atau percakapan dalam kokpit pesawat dan FDR atau rekaman data penerbangan. (Liputan6.com/johan Tallo)

Ketua Sub Komite IK Penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo menyampaikan, pihaknya sedang mengunduh data di Flight Data Record (FDR) kotak hitam atau black box Sriwijaya Air SJ 182. Ada sejumlah langkah yang dilakukan dalam penanganan tersebut.

"KNKT telah menerima crash survivable memory unit atau CSMU, yaitu bagian dari black box yang tahan banting sampai tahan benturan sampai dengan 250 g dan tahan suhu sampai 1000 derajat selama 1 jam," tutur Nurcahyo di Dermaga JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu, 13 Januari 2021.

Nurcahyo menyebut, proses diawali dengan mengeluarkan memori unit untuk dibersihkan dari kotoran, khususnya garam. Sebab unit tersebut pernah terendam di laut, maka dibersihkan menggunakan air suling dan dilanjutkan dengan alkohol.

"Setelah dibersihkan kemudian dilanjutkan dengan proses pengeringan yaitu menggunakan oven khusus selama 8 jam," ucap dia.

Setelah kering, pengunduhan data di kotak hitam Sriwijaya Air dilakukan dengan saling menghubungkan FDR yang masih bagus.

Secara teknis, unduh data FDR seperti mengambil data dari memory card atau CD menggunakan alat penyetel yang masih bagus.

"Proses pengunduhan data memakan waktu 2 jam apabila berjalan lancar tanpa kendala" jelas dia.

 


Tim DVI Berhasil Indentifikasi Dua Korban

Petugas menyemprotkan disinfektan ke kantong jenazah korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Petugas gabungan juga menyerahkan satu kantong perlengkapan pribadi korban. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan, tim DVI (Disaster Victim Identification) Polri berhasil mengindentifikasi dua korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

"Teridentifikasi dua koban pada sore hari ini. Yaitu, pertama atas nama Indah Halimah Putri," kata Rusdi di RS Polri, Rabu, 13 Januari 2021.

Untuk korban Sriwijaya Air SJ 182 kedua bernama Agus Minarni. "Lalu yang kedua atas nama Agus Minarni," ucap Rusdi.

Dia menuturkan, kedua korban Sriwijaya Air SJ 182 berhasil diidentifikasi setelah tim DVI Polri mencocokan sidik jari.

"Ini dapat terindentifikasi melalui sidik jari," jelas dia.

 


Berhasil Evakuasi 141 Kantong Jenazah

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menhub Budi Karya Sumadi dan Kepala KNKT Soerjanto Thahjono bersiap memberikan keterangan musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2020). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kepala Badan Nasional Pencarian Dan Pertolongan (Basarnas) Bagus Puruhito menyampaikan, total kantong jenazah yang berisi body part korban Sriwijaya Air SJ 182 yang berhasil dikumpulkan Tim SAR gabungan bertambah menjadi 141 buah.

"Kita mendapatkan 141 kantong jenazah berisi bagian tubuh atau body parts, 31 kantong kecil yang berisi serpihan pesawat, dan 28 potongan besar pesawat," tutur Bagus di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu, 13 Januari 2021.

Menurut dia, pencarian selanjutnya masih difokuskan di area yang sama. Namun, pihaknya akan melebarkan area pencarian korban.

 


Pencarian Kembali Dilanjutkan, Tim SAR Berharap Cuaca Bersahabat

Pasukan Kopaska melakukan pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Serpihan atau bagian dari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang ditemukan oleh Tim SAR gabungan sudah dalam kondisi ringsek pasca kecelakaan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Memasuki hari keenam, Tim SAR masih melaksanakan operasi pencarian dan evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak di perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.

Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Rasman mengatakan pada operasi di pagi hari ini, diperkirakan cuaca di daerah Jakarta berawan dan kemungkinan akan diguyur hujan dengan intensitas ringan.

"Semoga harapan kita hari ini cuaca bersahabat, kalau kita melihat di sekeliling kita cukup berawan dan berdasarkan perkiraan cuaca tadi pagi bahwa pagi ini terjadi hujan ringan di sekitar Jakarta. Namun siang hari cerah berawan mudah-mudahan," kata Rasman saat jumpa pers, Kamis (14/1/2021).

Dengan kondisi cuaca seperti itu, Rasman berharap agar pada siang hari kondisi cuaca berubah supaya Tim SAR yang bertugas dapat memaksimal dalam menjalankan operasi pencarian puing Sriwijaya Air.

"Sehingga dengan cuaca yang diharapkan, bisa mendukung untuk pencarian dan pertolongan. Khususnya kepada rekan-rekan kita tim yang ada di lapangan sehingga harapan kita semaksimal mungkin kita bisa mendapatkan hasil yang terbaik," imbuhnya.

 


Skema Tim SAR Gabungan

Prajurit TNI membawa kantong jenazah korban pesawat Sriwijaya Air PK-CLC nomor penerbangan SJ-182 yang jatuh di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Selasa (12/1/2021). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Rasman kemudian mengatakan, pencarian pada hari keenam ini tidak hanya difokuskan kepada bagian black box Sriwijaya Air SJ 182 yaitu Cockpit Voice Recorder (CVR). Tapi juga korban dan serpihan pesawat.

"Kemudian pencarian tidak ada diprioritaskan kepada satu objek. Jadi korban kita utamakan, CVR kita utamakan, serpihan juga kita utamakan," ujar dia.

"Oleh karena itu, kita bagi di tim ini. Ada yang khusus mencari serpihan, korban, dan juga CVR. Itu mekanisme dalam pengaturan itu sehingga bisa kita maksimalkan," imbuh Rasman.

Dia mengatakan, pihaknya telah membagi personel untuk menyusuri di enam titik yang telah ditentukan sebagai lokasi persis jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

"Upaya pencarian yang kita lakukan untuk hari ini konsep operasinya hampir sama dengan kemarin. Kita tetap melalukan pencarian melalui udara, pencarian di atas permukaan. Dan yang paling utama adalah pencarian lewat bawah permukaan," papar Rasman.

 


Kerahkan 268 penyelam

Anggota Tim SAR Gabungan saat mengevakuasi serpihan dari badan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1/2021). Pencarian tetap dilakukan baik untuk jenazah penumpang, serpihan potongan bagian pesawat terbang, maupun kotak hitam. (merdeka.com/Arie Basuki)

Rasman mengatakan, khusus pencarian Sriwijaya Air SJ 182 di bawah laut, ada 268 penyelam yang dikerahkan.

"Sampai saat ini penyelam yang terdata yang masuk ke lokasi hari ini adalah sebanyak 268 orang dengan enam sektor saya pikir sudah cukup apabila kita efektifkan potensi dari penyelam-penyelam tersebut," ujar dia.

Dia menambahkan, ada 54 unit alutsista laut dari seluruh instansi satuan TNI dan Polri serta beberapa instansi untuk mencari pesawat jatuh.

"Kemudian 13 unit alutsista udara. Selain itu, alutsista ada pula 18 unit alutsista laut dalam skala kecil seperti searider, RIB, perahu karet, jetski," kata dia.

 


Optimalkan Pencarian di Pesisir Pantai

Pasukan Kopaska melakukan pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dengan rute Jakarta-Pontianak mengalami hilang kontak setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut Rasman, Tim SAR gabungan mulai mengoptimalkan pencarian korban dan puing-puing Sriwijaya Air SJ 182 di pesisir perairan Kepulauan Seribu.

Dia menerangkan, pihaknya memperluas area penelusuran hingga ke pesisir pantai. Menurut dia, tak menutup kemungkinan ada bagian-bagian tubuh korban maupun properti yang terbawa arus.

"Oleh karena itu pencarian melalui udara mungkin akan diperluas. Begitu juga yang di pantai-pantai kita juga mengoptimalkan terkait potensi - potensi yang ada di pantai baik itu yang ada di pulau-pulau maupun di pulau besar," kata dia.

Rasman berkaca pada hari sebelumnya. Ketika itu, Rasman menerangkan, seorang nelayan menyerahkan sesuatu obyek yang dicari-cari oleh Tim SAR tersangkut di jaring. Meski, Rasman tak menyebut obyek secara detail.

"Artinya bagian-bagian ini juga melayang di air. Jadi tidak semuanya tertanam di dasar laut. Oleh karena itu pencarian juga lewat di atas permukaan tetap kita lakukan," tutup Rasman.

 

(Muhammad Sulthan Amani)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya