Liputan6.com, Jakarta - Pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berlaku hingga 25 Januari 2021 di sejumlah wilayah Jawa dan Bali. Hal ini tentu menimbulkan dampak di sejumlah sektor, tak terkecuali transportasi umum.Melihat ada PPKM, Head of Investor Relations Blue Bird Michael Tene tak menampik bila ada potensi terdampak.
"Saya kira dampaknya pasti ada tapi seberapa besar kita perlu lihat performa sampai dengan akhir minggu ini," katanya kepada Liputan6.com, Kamis (14/1/2021).
Meski demikian, Michael yakin bila dampak yang terjadi akibat PPKM tidak akan seburuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlaku tahun lalu.
"Dugaan kami masih lebih baik dibandingkan sewaktu PSBB ketat September tahun lalu. Di awal memang ada penurunan tapi gradually mulai naik bahkan di masa PSBB ketat. Setelah kembali ke PSBB transisi growth nya lebih tinggi," ujarnya.
Baca Juga
Advertisement
Dari pantauan Liputan6, hingga pukul 13.41 WIB, pergerakan saham PT Blue Bird (BIRD) mengalami kenaikan 2,41 persen atau 35 poin menjadi Rp1.490 per lembar saham.
Pada 11 Januari 2021 saat PPKM mulai berlaku di sejumlah wilayah di Jawa dan Bali, saham BIRD melemah 1,02 persen ke posisi Rp 1.455 per saham. Nilai transaksi saham BIRD Rp 15 miliar dengan total frekuensi perdagangan 1.941 kali.
Kemudian pada 12 Januari 2021, saham BIRD melonjak 6,14 persen ke posisi Rp 1.470 per saham dengan nilai transaksi Rp 15,1 miliar.
Lalu kembali melemah 1,02 persen pada 13 Januari 2021, ke posisi Rp 1.455 per saham, dengan nilai transaksi Rp 15 miliar.
Hingga kuartal III-2020, pendapatan perusahaan BIRD turun 47,55 persen atau mencapai Rp1,55 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Perseroan mengalami kerugian sebesar Rp156,01 miliar. Hal ini berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya. Tercatat pada 2019, laba bersih yang bisa didapatkan sebesar Rp 229,33 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Blue Bird Siapkan Belanja Modal Rp 500 Miliar
Sebelumnya, menciptakan inovasi di tengah pandemi COVID-19 yang masih terjadi, PT Blue Bird Tbk (BIRD), mengaku menyiapkan sejumlah rencana agar mampu berkembang pada 2021.
"Tahun 2021 bagi kami adalah tahun recovery di mana tahun ini kami akan kembali profitable," kata Head Of Corporate Finance Planning & Investor Relations Blue Bird Michael Tene kepada Liputan6.com, Kamis (14/1/2021).
Beragam investasi juga dilirik perseroan yang identik dengan warna biru tersebut, salah satunya dari sisi teknologi dan pengembangan layanan baru yang akan memudahkan masyarakat.
"Untuk itu, kami berinvestasi di teknologi, berkolaborasi dengan partner-partner yang bisa bersinergi, dan mencoba mengembangkan layanan baru yang sesuai dengan core business Perseroan serta tetap mengedepankan layanan yang terbaik dan protokol kesehatan yang ketat," ujarnya.
Saat disinggung soal belanja modal atau capital expenditure (capex), BIRD mengaku siap menganggarkan dana hingga Rp500 miliar pada 2021 untuk peremajaan kendaraan.
"Untuk capex di 2021 kami perkirakan sekitar Rp500 miliar baik untuk peremajaan kendaraan dan juga investasi teknologi," tuturnya. Capex yang dianggarkan tak mengalami perubahan dengan tahun lalu. "Sampai dengan September tahun 2020 sekitar Rp500 miliar," ujarnya.
Advertisement