Ekonomi RI Bakal Membaik, Intip 3 Sektor Saham Pilihan Manulife Aset Manajemen

Senior Portfolio Manager Equity MAMI, Samuel Kesuma mengatakan, terdapat tiga sektor saham yang diunggulkan pihaknya karena dinilai memiliki peluang tumbuh pesat.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 14 Jan 2021, 16:45 WIB
Suasana pemukiman padat penduduk di kawasan Danau Sunter Barat, Jakarta, Kamis (17/9/2020). Pemberlakuan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta diprediksi memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di kuartal III 2020. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pemulihan ekonomi Indonesia diprediksi terjadi pada 2021. Hal ini membuat sektor saham akan mengalami dampak positif dan berpeluang menguat dibandingkan 2020 seperti di paparkan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI).

Dalam penjelasannya, Senior Portfolio Manager Equity MAMI, Samuel Kesuma mengatakan, terdapat tiga sektor saham yang diunggulkan pihaknya karena dinilai memiliki peluang tumbuh pesat.

"Saya rasa demand untuk energi akan meningkat seperti minyak dan batu bara serta material industri metal juga akan meningkat. Terlebih kita sekarang memiliki nikel," ujar dia.

Menjadi bahan baku kendaraan listrik, nikel diprediksi mengalami peningkatan permintaan pada 2021. "Sebelumnya kita dikenal sebagai penghasil kelapa sawit dan batu bara," ujar Samuel.

Selanjutnya, terdapat sektor telekomunikasi. Meski sudah ada masyarakat yang bekerja di kantor, Samuel menegaskan perubahan sistem kerja dari Work From Home (WFH) membutuhkan waktu. Hal ini membuat pihaknya yakni akan perkembangan sektor telekomunikasi.

"Lalu sektor telekomunikasi. Tahun 2021 akan tetap baik, karena memang kerja di office akan terjadi secara bertahap. Apalagi beberapa perusahaan sadar, biarpun tahun 2020 kerja dari rumah tapi tetap produktif," ujar dia.

Terakhir, Samuel menjelaskan sektor saham keuangan akan tetap bertumbuh. Meningkatnya daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor pertumbuhan ini.

"Lalu sektor finansial terutama perbankan. Mereka jadi berani menawarkan tingkat deposito tahun ini. Kalau 2021 sudah mulai normal, masyarakat juga akan berani mengambil kredit," ujar dia. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Penutupan IHSG pada 14 Januari 2021

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuasi pada perdagangan saham Kamis, 14 Januari 2021. Aksi ambil untuk pelaku pasar sehingga menekan laju IHSG meski terbatas.

Pada penutupan perdagangan berdasarkan data RTI, IHSG melemah tipis 0,11 persen  atau 6,89 poin ke posisi 6.428,31. Indeks saham LQ45 merosot 0,05 persen ke posisi 1.002,38. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 301 saham melemah sehingga menekan IHSG. 194 saham menguat dan 144 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 2.009.302 kali dengan volume perdagangan 35,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 28,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 395,49 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.077.

Sebagian besar sektor saham sektor saham menguat dan melemah. Sektor saham industri dasar naik 1,6 persen, dan memimpin penguatan, diikuti sektor saham infrastruktur mendaki 0,73 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,33 persen. Sedangkan sektor saham konstruksi tergelincir 0,96 persen, diikuti sektor saham barang konsumsi turun 0,57 persen dan sektor saham keuangan melemah 0,63 persen.

Saham-saham yang menguat tajam atau top gainers antara lain saham TMPO melonjak 31,72 persen ke posisi Rp 191 per saham, saham TPMA menguat 25 persen ke posisi Rp 625 per saham, dan saham FILM menanjak 25 persen ke posisi Rp 280 per saham.

Sedangkan saham-saham yang catat top loser atau melemah signifikan antara lain saham ATIC merosot 7 persen ke posisi Rp 930 per saham, saham PLAN merosot 7 persen ke posisi Rp 93 per saham, dan saham MTSM tergelincir 7 persen ke posisi Rp 186 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar melemah kecuali indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,93 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki0,07 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,85 persen dan indeks saham Singapura mendaki 0,74 persen.

Sementara itu, indeks saham Thailand susut 0,32 persen, indeks saham Shanghai melemah 0,91 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,40 persen.

Pengamat pasar modal Riska Afriani menuturkan, koreksi IHSG masih wajar seiring pelaku pasar sedikit merealisasikan keuntungan dan jenuh beli. “5 hari hijau terus. Ada titik jenuh beli. Koreksi wajar. Investor asing juga masih masuk. Profit taking wajar yang dilakukan investor,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya