Efikasi Vaksin COVID-19 Sinovac di Brasil 50,4 Persen, BPOM: Tak Bisa Dibandingkan dengan RI

BPOM mengungkapkan ada beberapa hal yang membuat perbedaan efikasi dalam uji klinis vaksin COVID-19 di tiap negara

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 15 Jan 2021, 09:30 WIB
Petugas kesehatan menunjukkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech Ltd. di Puskesmas Cilincing, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Pemprov DKI akan menggelar vaksinasi di 453 fasilitas kesehatan DKI Jakarta dengan jumlah dosis vaksin yang sudah diterima sebanyak 39.200 vaksin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia angkat suara usai dilaporkannya efikasi vaksin COVID-19 Sinovac di Brasil yang merosot menjadi 50,4 persen.

Kepala BPOM Penny K. Lukito dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI bersama Menteri Kesehatan mengatakan bahwa hasil efikasi dalam uji klinis vaksin COVID-19 di tiap negara tidak bisa dibandingkan satu sama lain.

"Saya kira dikaitkan dengan kenapa Brasil sekarang masih berganti-ganti dikaitkan dengan efikasinya, kemudian Turki 91 persen, kesimpulan dari kami semua efikasi tidak bisa dibandingkan," kata Penny pada Kamis (15/1/2021).

Penny menjelaskan, efikasi bahkan tidak bisa dibandingkan antara vaksin dengan platform berbeda tetapi dilakukan uji klinis di satu tempat yang sama. "Banyak parameter yang menentukan," katanya.

Dia menjelaskan, jumlah sukarelawan serta tingkat risiko dalam uji vaksin Sinovac misalnya. Penny mengungkapkan, uji klinis di Brasil seluruhnya diikuti oleh tenaga kesehatan.

Sementara Turki membagi peserta uji vaksin Sinovac menjadi 20 persen tenaga kesehatan dan 80 persen pekerja berisiko. "Indonesia 100 persen umum. Kita tidak ada pembagian intensitas risiko.Saya kira justru hasil di Bandung itu lebih merepresentasikan masyarakat secara umum," kata Penny.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Tingkat Pandemi dan Budaya

Petugas menunjukkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac di gudang penyimpanan UPTD Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/1/2021). Sebanyak 14.060 vaksin COVID-19 produksi Sinovac diterima Dinas Kesehatan Kota Bekasi pada tahap I. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Selain itu, Penny juga mengatakan bahwa tingkat pandemi di setiap negara juga berbeda. "Budaya atau cara penegakkan protokol kesehatan juga berbeda," ia menambahkan.

Penny mengatakan, efikasi adalah penurunan dari kejadian positif atau kasus yang dilihat dari persentase orang yang divaksinasi dan terinfeksi dibandingkan mereka yang mendapat plasebo dan terinfeksi.

"Jadi semakin banyak yang plasebonya terinfeksi karena intensitas pandeminya sangat tinggi, tentunya akan semakin tinggi efikasi, itu salah satunya. Saya kira banyak juga hal-hal lain yang mempengaruhi efikasi tersebut."

"Artinya dinamika dari populasi, dari relawan, setelah mendapatkan vaksin, itu tidak bisa dibandingkan," pungkas Penny.

Sebelumnya, Butantan Institute dan pemerintah Sao Paulo di Brasil melaporkan bahwa hasil uji klinis di negara itu menunjukkan efikasi vaksin corona Sinovac merosot dari 78 persen menjadi 50,4 persen.

Ricardo Palacios, Medical Director for Clinical Research di Butantan Institute mengatakan pada Selasa waktu setempat, bahwa temuan efikasi baru ini karena disertakannya data kasus dalam kategori "sangat ringan" yang tidak membutuhkan bantuan medis.


Infografis Vaksin Sinovac Boleh Digunakan dan Halal

Infografis Vaksin Sinovac Boleh Digunakan dan Halal. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya