Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak baru saja mengumumkan kemitraaan strategis dengan Standard Chartered untuk meluncurkan inovasi dengan misi memajukan perbankan digital. Kemitraan ini didukung pula oleh nexus, solusi banking-as-a-service dari SC Ventures.
Lewat kemitraan ini, Bukalapak dan Standard Chartered bertekad memperluas misi untuk mewujudkan kemudahan akses ke layanan finansial untuk para konsumen di seluruh Indonesia.
"Perdagangan dan jasa keuangan merupakan aspek penting dari kesejahteraan masyarakat, oleh karena itu, kemitraan ini meningkatkan semangat kami untuk mewujudkan ekonomi yang adil di Indonesia," tutur CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (15/1/2021).
Nantinya, kolaborasi kedua perusahaan ini mencakup beberapa hal. Salah satunya adalah menghadirkan inovasi di bidang jasa dan e-commerce lewat layanan keuangan yang lebih inovatif.
Selain itu, kerja sama diharapkan dapat sekaligus mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Hal itu didukung dengan kemampuan Bukalapak yang sudah menjangkau 100 juta pengguna dan 13,5 juta pelaku UMKM di Tanah Air.
Baca Juga
Advertisement
Standard Chartered dalam survei terbaru yang dilakukannya memang menyebut pandemi telah menjadi katalisator pertumbuhan aktivitas keuangan online.
Lewat survei bertajuk Future Money: How Covid-19 changed our financial habit tersebut diketahui 56 persen konsumen Indonesia kini lebih memilih pembelian dan pembayaran online.
Jumlah itu meningkat 16 persen dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Lalu ada 80 persen responden yang mengharapkan Indonesia menjadi negara cashless pada 2025.
"Kami yakin kemitraan dengan salah satu unicorn pertama dan pemain e-commerce terkemuka akan memungkinkan kami bersama-sama menciptakan solusi yang mendorong inklusi keuangan di Indonesia," tutur Cluster CEO Standard Chartered, Indonesia & ASEAN Markets (Australia, Brunei & the Philippines), Andrew Chia.
Bukalapak Catat Peningkatan Transaksi 130 Persen pada Tahun 2020
Perlu diketahui, di tengah krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19, Bukalapak tetap menunjukkan ketahanan. Pada tahun 2020, Bukalapak mencatat peningkatan EBITDA sebesar 80 persen dan peningkatan 4 juta pelapak dan mitra.
"Ada 37 persen peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia selama pandemi dan di Bukalapak sendiri, ada peningkatan yang signifikan di pelapak dan mitra kami. Ini adalah fakta dan juga peluang bahwa platform dagang digital memiliki peran yang relevan dan esensial saat ini," ujar Rachmat Kaimuddin, CEO Bukalapak.
Rachmat juga menambahkan, untuk memperkuat operasional dan bisnis Bukalapak, ada tiga aspek yang menjadi fokus Bukalapak, yakni talent atau sumber daya manusia, growth atau pertumbuhan, dan capital atau modal.
Dengan memperkuat tiga aspek tersebut, Rachmat meyakini Bukalapak dapat menjadi perusahaan berkelanjutan untuk mewujudkan misinya, yaitu menjadi perusahaan teknologi yang mampu menciptakan ekonomi setara bagi semua.
"Kami sadar, dengan keterbatasan ruang gerak selama pandemi, e-Commerce menjadi esensial bagi masyarakat. Untuk itu kami ingin memastikan operasional dapat berjalan dengan normal dan optimal tanpa mengabaikan keamanan karyawan," tutur Rachmat.
Advertisement
Transaksi meningkat
Peningkatan lebih dari 130 persen juga terlihat pada nilai transaksi di Bukalapak selama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019.
Pencapaian itu antara lain berkat pengembangan fitur dan layanan, baik pada platform marketplace ataupun O2O (online to offline), yang dinilai efektif dalam menjawab kebutuhan dan permasalahan di tengah masyarakat.
"Sepanjang tahun 2020, kami melihat adanya peningkatan transaksi di Bukamall sebesar 17 persen tiap bulannya. Selain itu, untuk membantu para pelapak dalam memasarkan produknya, kami akan menerapkan tarif super seller hanya 0,5 persen," ujar VP of Marketplace Bukalapak Kurnia Rosyada menambahkan.
Selain itu, Mitra Bukalapak yang menjadi salah satu strategi perusahaan dalam penetrasi pasar yang masih didominasi oleh transaksi konvensional juga mencatat pertumbuhan menggembirakan.
Mitra Bukalapak mencatat kenaikan 50 persen selama 2020. CEO Buka Mitra Indonesia, Howard Gani menuturkan di masa pandemi ini, proses penetrasi digital untuk warung dan digital agent semakin terakselerasi.
"Optimalisasi teknologi dalam proses bisnis juga semakin dibutuhkan masyarakat, terutama para UMKM warung yang sehari-harinya melayani masyarakat masih mengandalkan transaksi tunai untuk perlahan dapat diperkenalkan dengan inklusi finansial. Ini dibuktikan dengan catatan kami di tahun 2020, antusiasme UMKM warung yang bergabung dengan Mitra Bukalapak bertumbuh signifikan," tutur Howard.
Tidak hanya itu, Mitra Bukalapak juga melakukan perluasan penyediaan produk grosir ke-28 provinsi di Indonesia melalui kemitraan dengan lebih dari 300 distributor lokal, yang jumlahnya telah meningkat sebanyak lebih dari 15 kali lipat sejak awal tahun 2020.
(Dam/Isk)