Liputan6.com, Jakarta - Masih ada masyarakat Indonesia yang meragukan kehadiran vaksin COVID-19 buatan Sinovac, yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA). Penolakan penyuntikan vaksin COVID-19 juga disuarakan sejumlah pihak.
Kabar adanya keraguan masyarakat Indonesia terhadap vaksin Sinovac mencuat ke dunia internasional. Media asing mempertanyakan, apa langkah yang diambil pemerintah Indonesia untuk mengatasi keraguan vaksin COVID-19?
Baca Juga
Advertisement
"Sejak awal, kami melakukan edukasi dan kampanye kepada masyarakat soal vaksin dan vaksinasi COVID-19. Tujuannya, supaya masyarakat tidak meragukan vaksin," ucap Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (14/1/2021).
"Terlebih lagi saat ini Indonesia sedang melaksanakan program vaksinasi nasional. Selama pelaksanaan vaksinasi, kami juga mengimbau masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan."
Adanya keraguan dan penolakan terhadap vaksin COVID-19, menurut Wiku, sangat relevan. Kondisi ini menjadi tantangan tak hanya di Indonesia saja.
"Saya pikir ini (keraguan dan penolakan vaksin) sangat relevan. Karena semua negara di dunia menghadapi tantangan yang sama. Bahwa hal baru terjadi dan orang-orang tidak siap," ujarnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Edukasi Vaksin COVID-19 sampai ke Daerah
Dalam kondisi masyarakat yang tidak siap sehingga terjadi keraguan terhadap vaksin COVID-19, Wiku menambahkan, mereka tidak mengerti apa yang terjadi. Oleh karena itu, edukasi kepada publik perlu lebih digencarkan.
"Masyarakat tidak siap karena mereka tidak mengerti apa yang sedang terjadi dan mengapa hal itu terjadi. Perlu intervensi, seehingga membuat mereka mengerti pentingnya vaksin dan vaksinasi," kata Wiku dalam sesi International Media Briefing.
"Jadi, kita perlu mempunyai strategi edukasi kepada publik lebih banyak lagi. Apalagi Indonesia mempunyai bentang alam yang berbeda-beda."
Wiku menyebut, penguatan edukasi soal vaksin dan vaksinasi COVID-19 harus menyasar hingga ke daerah dan mampu dipahami masyarakat di daerah tersebut. Caranya, dengan edukasi menggunakan bahasa daerah masing-masing.
"Cara ini memastikan bahwa orang-orang memahami dan tahu bahwa untuk melindungi masyarakat butuh juga divaksin. Pendekatan edukasi melalui bahasa daerah dengan kalimat yang tepat diharapkan dapat dipahami masyarakat luas," imbuhnya.
Advertisement