Cek Fakta: Tidak Benar Singapura Hentikan Vaksinasi Setelah 48 Orang Meninggal di Januari 2021

Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah foto yang menyebut Singapura menghentikan program vaksinasi karena ada kasus yang meninggal dunia.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 15 Jan 2021, 13:00 WIB
Klaim Singapura Berhentikan Vaksinasi di bulan Januari 2021. (Facebook)

Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah foto yang menyebut Singapura menghentikan program vaksinasi karena ada kasus yang meninggal dunia. Ada banyak netizen Facebook yang mengunggah foto serupa, salah satunya adalah Torben Riise.

Dalam foto unggahannya, terlihat ada seorang wanita menggunakan baju hitam dan masker sedang melakukan vaksinasi bersama tenaga kesehatan. Kemudian di foto itu ada tulisan sebagai berikut:

"Singapore stops the vaccination after 48 people died".

Bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi:

"Singapura menghentikan vaksinasi setelah 48 orang meninggal"

Di foto yang diklaimnya juga terdapat logo sebuah media asal Inggris, Telegraph. Foto itu diunggah Torben Riise pada 11 Januari 2021.

Lalu, benarkah klaim Singapura menghentikan vaksinasi setelah 48 orang meninggal dunia? Simak faktanya di halaman berikut.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menggunakan mesin pencari, Google dengan kata kunci: "Singapore stops the vaccination after 48 people died".

Hasil penelusuran, Telegraph memang memberitakan seperti itu, tapi tidak di bulan Januari 2021, melainkan 26 Oktober 2020. Judul asli artikel tersebut adalah: "Singapore halts use of flu vaccines after 48 die in South Korea". Foto yang digunakan Telegraph sama seperti klaim netizen.

Artikel tersebut melaporkan, Singapura menghentikan peluncuran dua vaksin influenza, yakni SKYCellflu Quadrivalent dan VaxigripTetra, pada 25 Oktober 2020. Pemberhentian dilakukan setelah ada 48 kasus kematian di Korea Selatan di antara kelompok orang penerima vaksin.

Kemudian, hasil penelusuran Google Image juga mengarahkan ke situs AFP Fact Check dalam artikel berjudul: "Facebook posts share misleading claim about influenza vaccination drive in Singapore". Artikel ini dipublikasikan pada 14 Januari 2021.

Disebutkan dalam artikel AFP Fact Check, Singapura melanjutkan vaksinasi pada 31 Oktober 2020. Ini dijelaskan oleh otoritas kesehatan Singapura yang mengumumkan peluncuran vaksin influenza dilanjutkan setelah kemungkinan hubungan sebab akibat antara vaksinasi influenza dan laporan kematian dipastikan rendah.

"Sampai saat ini, tidak ada masalah keamanan dan kualitas dengan semua vaksin influenza yang tersedia di Singapura untuk musim influenza Belahan Bumi Utara 2020-2021 - Fluarix Tetra, Influvac Tetra, SKYCellflu Quadrivalent dan VaxigripTetra. Departemen Kesehatan telah memberi tahu penyedia layanan kesehatan dan praktisi medis bahwa mereka dapat terus menawarkan vaksinasi influenza menggunakan vaksin ini," begitu penjelasan otoritas kesehatan Singapura.

Menurut siaran pers dari Otoritas Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea yang dikeluarkan pada 5 Januari 2021, pejabat kesehatan Korea Selatan telah menyelidiki 108 kematian pada sekelompok orang yang menerima vaksin flu, tetapi tidak menemukan hubungan sebab akibat antara vaksin dan kematian.

 


Kesimpulan

Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Klaim Singapura menghentikan vaksinasi setelah 48 orang meninggal dunia merupakan informasi yang salah. Itu merupakan pemberitaan pada 26 Oktober 2020 setelah ada kasus kematian di Korea Selatan.

Faktanya, Singapura sudah melanjutkan program vaksinasi pada 31 Oktober 2020 setelah tidak ada bukti yang kuat penyebab antara vaksin dengan kematian.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya