Peti Mati di Jerman Menumpuk, Imbas Kematian Akibat COVID-19 Melonjak

Kematian akibat COVID-19 yang terus bertambah membuat peti mati di Jerman jadi menumpuk

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jan 2021, 10:00 WIB
Pekerja memindahkan peti mati berisi korban meninggal akibat virus corona COVID-19 di kamar mayat Collserola, Barcelona, Spanyol, 2 April 2020. Menurut Universitas Johns Hopkins pada 6 April 2020 pukul 18.01 WIB, total kasus COVID-19 secara global sebanyak 1.286.409. (AP Phooto/Emilio Morenatti)

Liputan6.com, Jakarta - Kematian akibat COVID-19 di Jerman terus bertambah setiap harinya. Imbasnya, menumpuknya peti mati hingga tiga tingkat di krematorium di Meissen, Jerman.

Bahkan, ruangan kantor yang biasanya kosong, kini dipakai untuk menaruh peti mati. Lorong-lorog tempat krematorium juga dipenuhi peti mati.

Pemiliki krematorium di Meissen, Joerg Schaldach, mengatakan, dirinya belum pernah melihat angka kematian yang begitu tinggi yang seperti saat ini. Untuk awal tahun, biasanya dia kedatangan 70-100 peti mati.

"Kami sekarang menerima 400 peti mati dalam seminggu untuk kremasi," ujar Schaldach seperti dikutip Channel News Asia pada Sabtu, 16 Januari 2021.

Menurut Schaldach, peningkatan datangnya jenazah mulai terjadi pada pertengahan November 2020.

“Kami telah menumpuk banyak peti mati, itu berarti kami telah memindahkan 750 ton (orang) yang meninggal," Schaldach menambahkan.

 

Simak Video Berikut Ini


Butuh Waktu untuk Menurunkan Peti Mati

Saking penuhnya, mobil pengantar jenazah harus menunggu lama untuk dapat menurunkan peti mati dari mobil dan membawanya ke krematorium.

"Biasanya 10-15 menit, kita masuk, bongkar muat, ke kantor dengan kelengkapan administrasi, dan kita berangkat. Namun hari-hari ini, hampir 90 menit," ujar supir mobil pengantar jenazah, Matthias Moebius.

Krematorium tersebut juga dilaporkan kekurangan pekerja karena banyaknya panggilan untuk kremasi. Para pekerja terpaksa bekerja lembur dan merelakan akhir pekan mereka. Para pekerja yang telah pensiun juga dipanggil kembali untuk bekerja.

Seperti Ingo Thoering, 76 tahun, yang telah pensiun dari pekerjaannya di krematorium. Namun, akhirnya dia memutuskan bekerja kembali untuk membantu, meskipun di umurnya yang nyaris kepala 8, sangat berbahaya jika dia terpapar COVID-19.

 


Kehabisan Ruangan untuk Peti Mati

Di krematorium lainnya seperti di kota Dresden, mereka juga melaporkan telah kehabisan ruangan untuk peti mati. Sebagai tempat sementara, mereka menggunakan sebuah aula yang biasanya digunakan untuk menyimpan peralatan perlindungan banjir.

Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), per 13 Januari pukul 06.51, kasus positif COVID-19 di Jerman telah mencapai 1.953.426 kasus, dengan 42.637 kasus kematian.

Jerman telah menutup restoran dan fasilitas budaya serta tempat rekreasi pada November lalu, dan kemudian juga menutup sekolah dan sebagian besar toko pada Desember 2020. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran Virus Corona semakin meluas.

Penulis: Rizki Febianto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya