SCTV, Indosiar, dan O Channel Pindah Frekuensi Mulai Jumat 15 Januari 2021

SCTV, Indosiar, dan O Channel mulai hari ini, Jumat (15/1/2021), yang disiarkan dari satelit Telkom 4 frekuensi 4005 H tidak dapat diterima melalui decoder biasa (MPEG2).

oleh Iskandar diperbarui 15 Jan 2021, 13:16 WIB
Logo SCTV

Liputan6.com, Jakarta - SCTV, Indosiar, dan O Channel mulai hari ini, Jumat (15/1/2021), yang disiarkan dari satelit Telkom 4 frekuensi 4005 H tidak dapat diterima melalui decoder biasa (MPEG2).

Maka dari itu, bagi masyarakat yang selama ini menikmati siaran via satelit atau decoder biasa (MPEG2), diharapkan untuk menyiapkan diri.

"Mulai Jumat 15 Januari 2021, siaran SCTV, Indosiar, O Channel di Telkom 4 frekuensi 4005 H tidak dapat diterima melalui decoder biasa (MPEG2). Pemirsa di Tanah Air dapat tetap menerima siaran SCTV, Indosiar, dan O Channel melalui frekuensi 4121 H atau menggunakan decoder NexParabola," demikian menurut keterangan resmi perusahaan.

Sebagai informasi, perpindahan frekuensi ini merupakan lanjutan dari penandatangan kerja sama Tangara Mitrakom sebagai bagian EMTEK Group dengan Telkomsat sebagai anak perusahaan Telkom Group.

Lewat kerja sama itu, Tangara Mitrakom menunjuk Telkomsat sebagai penyedia layanan satelit. Bentuk kerja sama itu dilakukan dengan Tangara Mitrakom untuk menyewa transponder satelit Telkom, yakni Telkom-3S dan satelit Merah Putih dalam jangka waktu lima tahun.

"Dengan kerja sama ini, kami akan menggunakan jasa transponder Telkom untuk beberapa bisnis usaha EMTEK. Salah satunya adalah menyiarkan siaran TV, seperti SCTV, Indosiar, dan O Channel di seluruh Indonesia,” tutur Sutanto Hartono, Managing Director EMTEK Group dalam acara penandatanganan kerja sama di Jakarta, Jumat (24/7/2020).

Selain untuk kebutuhan siaran TV, transponder ini akan dimanfaatkan pula untuk mendukung penyiaran TV berbayar dari EMTEK Group, yakni NEX Parabola. Lalu, terakhir ada bisnis VSAT yang ditangani Tangara Mitrakom.

"Sebenarnya ini merupakan langkah awal dari kemitraan yang jauh lebih strategis, antara Telkom dan EMTEK. Dengan memadukan kedua layanan yang dihadirkan masing-masing perusahaan, kami bisa memberikan layanan yang komprehensif bagi masyarakat Indonesia,” tutur Sutanto melanjutkan. 


Kebutuhan Penyiaran dan Satelit Akan Meningkat

Sutanto Hartono, Managing Director EMTEK Group dalam acara penandatanganan kontrak kerjasama penyediaan layanan sewa transponder satelit PT Telkom Satelit Indonesia & PT Tangara Mitrakom. Liputan6.com/Agustinus Mario Damar

Senada dengan Sutanto, Direktur Utama Telkomsat Endi Fitri Herlianto mengatakan kerja sama ini merupakan awal dari kolaborasi lain yang akan dilakukan di masa depan. Terlebih, kebutuhan akan penyiaran dan satelit akan terus berkembang.

"Jadi memang kebutuhan penyiaran dan satelit akan meningkat. Sebab, hanya satelit yang mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Dengan demografi Indonesia yang berbentuk kepulauan, satelit menjadi teknologi yang menawarkan cost effective,” ucapnya.

Sebagai informasi, kerja sama Tangara Mitrakom dan EMTEK Group sebenarnya sudah mulai dilakukan sejak 1 Juni 2020. Kerja sama ini dilakukan setelah terjadinya kegagalan peluncuran Satelit Nusantara 2 sebagai pengganti satelit Palapa D.


Proses Migrasi

Padahal, satelit Palapa D banyak digunakan oleh perusahaan TV untuk melakukan penyiaran. Karenanya, sejak Juni 2020, Tangara Mitrakom sudah mulai melakukan migrasi dengan metode Dual Illumination dari satelit Palapa D ke satelit Telkom Merah Putih.

Proses migrasi ini berlangsung selama dua bulan, sehingga migrasi penuh dapat dilakukan pada 1 Agustus 2020. Proses ini pun dilakukan tanpa mengganggu operasional layanan pada masyarakat.

"Ini momentum bagus, untuk memanfaatkan teknologi bagi masing-masing perusahaan,” tutur CEO Enterprise Business Telkom Group Edi Witjara.

Dia pun mengatakan Telkom Group memang terbuka untuk berkolaborasi dengan siapa saja.

(Isk/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya